Perang Dagang Berlanjut, Sri Mulyani: Ekonomi Dunia Melemah

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Jumat, 2 Agustus 2019 14:14 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat berbicara dalam Orasi llmiah pada Dies Natalis ke 38 Universitas Negeri PGRI Semarang, Rabu, 23 Juli 2019 (sumber: IG @smindrawati).

TEMPO.CO, Jakarta - Perang dagang Amerika Serikat dan Cina diperkirakan terus berlanjut menyusul kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan bea masuk 10 persen terhadap produk impor China mulai 1 September mendatang. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perang dagang yang belum dapat diprediksi kapan akan berakhir ini telah membuat ekonomi dunia melemah 0,5 persen.

"Sudah masuk perhitungan pelemahan ekonomi tahun ini, di mana perekonomian dunia akan turun sampai 0,5 persen sendiri," kata Sri Mulyani saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Jumat, 2 Agustus 2019.

Sri Mulyani menjelaskan perang dagang AS-Cina sudah berdampak ke banyak negara. Karena itu, sejumlah negara telah melakukan penyesuaian kebijakan perekonomian, terutama pada sektor ekspor dan impor.

"Indonesia sendiri melihat tekanan terhadap perdagangan internasional juga sudah terlihat kinerja ekspor kita," ungkap Sri Mulyani.

Untuk Indonesia, selain dari faktor eksternal, Menteri Keuangan juga akan tetap berfokus pada faktor domestik untuk pelemahan ekonomi ini. "Kita terus waspada kemungkinan perang dagang yang sudah terasa selama satu tahun ini," ucap dia.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Presiden Trump menyampaikan pemberlakuan 10 persen bea masuk produk Cina ke Amerika melalui akun Twitternya @realDonaldTrump. "Barang-barang dan produk dari Cina yang masuk ke negara kita dengan nilai US$ 300 miliar," kata dia.

Trump juga mengkritik Cina karena dianggap tidak menepati janji untuk membeli lebih banyak produk-produk pertanian AS. Tak hanya itu, Trump menyerang Presiden Cina, Xi Jinping, yang dinilai gagal berbuat banyak untuk meredam penjualan zat sintetik fentanyl.

Bea masuk 10 persen yang diumumkan Trump dan akan diberlakukan mulai 1 September 2019. Bea masuk baru ini belum termasuk tarif impor yang sudah diberlakukan terhadap produk Cina senilai US$ 250 miliar.

Keputusan Trump ini diperkirakan bakal mempertajam perang dagang antara AS dan Cina serta bakal mempengaruhi harga beragam barang, mulai dari ponsel pintar sampai pakaian anak-anak.

EKO WAHYUDI

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

19 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

22 jam lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

2 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

3 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya