Swasta Dilibatkan dalam Pemindahan Ibu Kota, REI Minta 3 Hal Ini

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Rabu, 31 Juli 2019 09:01 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah pejabat terkait melihat peta kawasan hutan Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Rabu, 8 Mei 2019. Sebelumnya Jokowi mengakui, Gubernur Kalimantan Tengah telah memaparkan kepada dirinya terkait kesiapan Kalteng jika dipilih sebagai lokasi ibu kota yang baru. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan semakin mendekati kenyataan. Jika pihak swasta akan dilibatkan dalam rencana pembangunan ibu kota baru, maka DPP Real Estate Indonesia (REI) mengajukan tiga syarat kepada pemerintah.

"Saya mensyaratkan ada tiga hal, land agreement, development agreement sama skema investasi, kalau swasta mau masuk ke sana," kata Ketua DPP REI Soelaeman Soemawinata di Jakarta Selatan, Selasa 30 Juli 2019.

Soelaeman menuturkan, syarat utama yang diminta pengusaha adalah adanya land agreement atau legalitas pertanahan. Sehingga, pemerintah sebagai otoritas tertinggi bisa melindungi semua tanah yang akan digunakan sebagai pusat negara yang baru. Hal ini ditempuh untuk menghindari spekulan tanah.

"Untuk komersial, sosial, lingkungan, untuk fasilitas negara, itu ada di satu titik yang sudah dikuasai oleh pemerintah karena mereka punya power," ujar Soelaeman.

Selain itu, REI meminta ada aturan yang jelas agar pihak swasta bisa mendapatkan tanah dengan harga yang pasti. Swasta siap membeli tanah dari pemerintah asalkan ada mekanisme konsesi lahan yang jelas, mulai soal kepemilikan, nilai, hingga jangka waktunya. "Agar tanah yang dimilikinya itu tidak menjadi sengketa hukum dikemudian hari," ujar Soelaeman.

Syarat kedua yakni Development Agreement. Soelaeman menjelaskan, artinya pemerintah harus memberikan informasi yang jelas ketika lokasi sudah ditetapkan dan tanah siap untuk dibangun oleh para pengembang. “Jangan nanti ada yang sudah dapat konsesi, tapi gak jadi bangun-bangun, harus ada jadwal untuk membangunnya, kasian pemerintahnya kalau tidak dibangun-bangun,” kata dia.

Selanjutnya yang ketiga, Soelaeman mengungkapkan, pengembang menginginkan skema investasi yang jelas karena ini penting untuk mendapatkan pendanaan. Beberapa instrumen tersebut mulai pendanaan perbankan, Initial Public Offering (IPO), penerbitan obligasi, atau menjaminkan tanahnya kepada bank.

“Harus ada dalam skema investasi, pengembang boleh IPO, boleh lakukan ini itu, harus jelas, karena cara itu guna dapatkan pendanaan pembangunan," ujarnya.

Captive market dalam rencana pemindahan ibu kota ini juga penting menurut Soelaeman. Sebab, hal ini menyangkut kejelasan soal masyarakat yang menempati ibu kota baru nanti. Misalkan, jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan pindah sebanyak 200 ribu orang.

EKO WAHYUDI

Berita terkait

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

1 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

6 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Ibu Kota Haiti Diserang Geng Bersenjata Jelang Transisi Pemerintahan

10 hari lalu

Ibu Kota Haiti Diserang Geng Bersenjata Jelang Transisi Pemerintahan

Geng-geng bersenjata melancarkan serangan baru di beberapa bagian ibu kota Haiti, Port-au-Prince, menjelang pelantikan pemerintahan baru

Baca Selengkapnya

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

21 hari lalu

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno membagikan momen lebarannya di akun Instagram pribadi @sandiuno.

Baca Selengkapnya

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

27 hari lalu

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

Kabar peleburan KPK dengan Ombudsman menimbulkan polemik. Bappenas membantah tengah membahas peleburan tersebut.

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

27 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

30 hari lalu

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.

Baca Selengkapnya

Jakarta Bukan Ibu Kota, Jokowi Siap Pimpin Upacara Kemerdekaan di IKN

30 hari lalu

Jakarta Bukan Ibu Kota, Jokowi Siap Pimpin Upacara Kemerdekaan di IKN

Jakarta bukan lagi ibu kota. Presiden Jokowi siap memimpin upacara kemerdekaan di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Agustus nanti.

Baca Selengkapnya

Nasib Jakarta setelah Bukan Ibu Kota

30 hari lalu

Nasib Jakarta setelah Bukan Ibu Kota

Begini nasib Jakarta setelah bukan lagi menjadi ibu kota.

Baca Selengkapnya

Sebut Kepulauan Seribu Cocok Jadi Food Estate, Pj Gubernur DKI Heru Budi Bakal Lakukan Ini

38 hari lalu

Sebut Kepulauan Seribu Cocok Jadi Food Estate, Pj Gubernur DKI Heru Budi Bakal Lakukan Ini

Heru Budi menyebut Kepulauan Seribu cocok jadi food estate alias lumbung pangan di DKI Jakarta. Berikut hal yang bakal dilakukan Pj Gubernur DKI itu.

Baca Selengkapnya