Awak kapal Pertamina mengamati serpihan pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT610 rute Jakarta-Pangkalpinang, yang jatuh di laut utara Karawang, Jawa Barat, Senin, 29 Oktober 2018. Pesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP itu dilaporkan terakhir tertangkap radar di koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E. ANTARA/HO-Pertamina
TEMPO.CO, Jakarta - Pihak PT Pertamina terus berupaya mengatasi kebocoran yang ditandai dengan munculnya gelembung gas di anjungan Lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ). Pertamina bahkan menambah personel dengan mendatangkan bantuan dari empat area operasi lainnya, yakni Cilacap, Balongan, Tanjung Priok dan Balikpapan.
Selain itu PHE ONWJ juga berkoordinasi dengan SKK Migas dan instansi terkait penyediaan eralatan. Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman dalam keterangan tertulis yang diterima Senin, 22 Juli 2029 memastikan bahwa perusahaan sangat serius mengatasi peristiwa di sumur YYA-1.
Pertamina juga menyatakan bahwa hingga saat ini tidak ada korban jiwa, baik dari pekerja maupun warga yang berada di sekitar operasi saat kejadian. Perusahaan juga memperhatikan kondisi personel yang bertugas, dengan melibatkan banyak bantuan tenaga ahli dari wilayah operasi lainnya.
“Ini wujud responsibility Pertamina pada seluruh proses operasi. Bukan hanya memanfaatkan peralatan teknologi yang memadai, juga SDM yang diterjunkan juga memiliki kapabilitas tinggi,”ujar Fajriyah.
Respons cepat Pertamina, menurut Fajriyah Usman telah ditunjukkan dengan pengiriman tim tanggap darurat, pengerahan tim penanggulangan. Sepekan setelah peristiwa telah dikerahkan 7 tim ahli dari berbagai sektor bersama lebih dari 20 kapal dan berbagai peralatan yang mendukung seperti oil boom dan puluhan drum dispersant.
Fajriyah menambahkan, selain penanganan operasi, Pertamina melalui Response Tim PHE ONWJ juga telah melakukan langkah penyelamatan lingkungan bersama warga Desa Sedari, Karawang, Jawa Barat melakukan kegiatan bersih-bersih Pantai Sedari.
Berbagai upaya cepat dilakukan Pertamina dengan memaksimalkan tim di lapangan. "Agar dapat memperkecil dampak atau resiko baik bagi operasi perusahaan maupun masyarakat dan lingkungan,” kata Fajriyah.
PHE Menjamin Kesetaraan Perempuan dalam Menjaga Ketahanan Energi
2 hari lalu
PHE Menjamin Kesetaraan Perempuan dalam Menjaga Ketahanan Energi
Berdasarkan data yang ada, PHE sebagai Subholding Upstream memiliki jumlah Pekerja perempuan sebanyak 1.749 orang dengan persentase rata-rata pekerja perempuan yang menjabat di tataran manajerial adalah sebesar 13 persen.