Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kiri) berbincang dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) saat pertemuan di FX Senayan, Jakarta, Sabtu, 13 Juli 2019. Kedua kontestan Pilpres 2019 itu sepakat untuk menjaga kesatuan dan persatuan di Indonesia. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar-bank di Jakarta pada awal pekan, Senin, 15 Juli 2019, menembus level di bawah Rp 14.000 per dolar AS pasca Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Sabtu lalu.
Pada pukul 9.58 WIB, rupiah menguat 59 poin atau 0,42 persen menjadi Rp 13.949 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 14.008 per dolar AS.
Analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Senin, mengatakan, menguatnya rupiah dipengaruhi faktor eksternal dan juga pertemuan antara Jokowi dan Prabowo Subianto pasca berakhirnya pilpres.
"Penguatan rupiah didorong sinyal "dovish" The Fed dan kondisi politik domestik yang semakin kondusif," ujar Rully.
Pekan ini sendiri, lanjut Rully, sentimen dari eksternal terutama Amerika Serikat tidak akan terlalu banyak berpengaruh terhadap nilai tukar karena tidak ada rilis data terbaru.
Menurutnya, pekan ini pergerakan rupiah justru akan dipengaruhi sentimen domestik yaitu pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang ditunggu para pelaku pasar. "Kami "expect" BI akan "cut" 25 bps jafi 5,75 persen," kata Rully.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp13.970 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.085 per dolar AS.
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
40 menit lalu
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
Atas pencapaian hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, dan mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.