Smelter Timah Tutup, Aktivitas Tambang Ilegal Makin Marak

Selasa, 9 Juli 2019 13:29 WIB

Tim gabungan TNI, polisi, Polisi Militer dan Satpol PP yang melakukan penertiban tambang timah ilegal di kawasan Kolong Bravo dan Parit Enam, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung, Kamis (04/07), sempat dihalangi oleh oknum aparat.

TEMPO.CO, Pangkalpinang - Berhentinya aktivitas ekspor puluhan perusahaan peleburan atau Smelter timah di Bangka Belitung saat ini tidak diikuti dengan menurunnya tambang timah liar. Bahkan tambang timah ilegal baik di darat dan di laut semakin sporadis dan bertambah jumlahnya.

BACA: Ekspor Timah Stop, Walikota Pangkalpinang Takut Investor Kabur

Pengamat Pertambangan dari Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia atau LCKI Bangka Belitung Bambang Herdiansyah mengatakan dengan berhentinya perusahaan peleburan timah, seharusnya diikuti dengan menurunnya aktifitas penambangan timah ilegal. Namun berdasarkan fakta yang ditemui dilapangan, tidak ditemukan adanya penurunan.

"Jika bicara kondisi idealnya, maka keberadaan tambang-tambang timah ilegal ini seharusnya turun jumlahnya. Namun ini justru semakin bertambah. Kondisi ini kemudian menimbulkan pertanyaan. Dulu swasta jadi sasaran yang disalahkan terkait tambang ilegal. Sekarang mereka tutup, barangnya kemana," ujar Bambang kepada Tempo, Selasa, 9 Juli 2019.

BACA: Ekspor Timah Stop, Atomindo Minta Permen ESDM Dievaluasi

Menurut Bambang, saat ini ada pemain atau pihak baru yang berperan sebagai penampung dan pembeli hasil produksi dari tambang- tambang timah tanpa izin sehingga membuat ilegal mining di Bangka Belitung masih tetap eksis hingga sekarang.

"Untuk memastikan siapa sebenarnya yang berada dibalik aktivitas ilegal mining tidak sulit. Cukup mengunakan logika sederhana, yaitu dari sekian perusahaan peleburan timah yang masih beroperasi, dapat dilihat perusahaan mana yang mengalami peningkatan hasil produksi secara signifikan," ujar dia.

Bambang menuturkan pendataan dan verifikasi terhadap smelter timah yang dilakukan oleh tim gabungan Mabes Polri dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Bangka Belitung periode Oktober 2016 - Januari 2019 lalu merupakan cara yang tepat memutus mata rantai ilegal mining yang terjadi di Bangka Belitung.

"Tim ini sudah bekerja benar dengan melakukan pengecekan terhadap dokumen perusahaan, stok bijih timah, hasil produksi balok timah yang belum dijual dan langsung turun ke lokasi mengecek Izin usaha Pertambangan (IUP). Dampaknya hanya beberapa smelter yang bertahan, selebihnya berhenti beroperasi atau tutup," ujar dia.

Dengan kondisi itu, kata Bambang, peran kolektor timah yang selama ini menyuplai timah dari hasil membeli dan menambang dari cara yang ilegal ke perusahaan seharusnya juga habis. Namun fakta di lapangan tidak menunjukkan menurunnya tambang ilegal.

"Kesimpulannya dipastikan diduga ada perusahaan peleburan timah yang masih beroperasi ikut mengambil keuntungan dari kerusakan lingkungan yang terjadi di Bangka Belitung," ujar dia.

Bambang menambahkan pemerintah perlu mengambil sikap terkait kondisi tersebut dengan memeriksa dan mengevaluasi kembali aktivitas tambang dari hulu dan hilir. "Dan jika pun ditemukan adanya pelanggaran hukum, harus ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku," ujar dia.

Baca berita tentang Timah lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

16 jam lalu

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

Polda Kepulauan Bangka Belitung menahan pimpinan salah satu media online terkait dalam kasus penambangan timah ilegal.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Janji Bakal Ungkap Tuntas Korupsi Timah yang Rugikan Negara dan Lingkungan Rp 271 Triliun

1 hari lalu

Kejaksaan Agung Janji Bakal Ungkap Tuntas Korupsi Timah yang Rugikan Negara dan Lingkungan Rp 271 Triliun

Kejaksaan Agung berjanji akan mengungkap kasus korupsi tata niaga timah di PT Timah Tbk yang merugikan negara dan lingkungan Rp 271 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

2 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

3 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

3 hari lalu

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

PJ Gubernur Bangka Belitung menyebut sekitar seribu pekerja di lima smelter yang terkait korupsi timah terkena PHK

Baca Selengkapnya

EKSKLUSIF: Cerita Robert Bonosusatya soal Dugaan Korupsi Timah di Bangka Belitung

4 hari lalu

EKSKLUSIF: Cerita Robert Bonosusatya soal Dugaan Korupsi Timah di Bangka Belitung

Pengusaha Robert Bonosusatya telah diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi timah yang menyeret kawan-kawannya. Begini cerita Robert.

Baca Selengkapnya

Soal Izin Ekspor Konsentrat Freeport, Wamen BUMN Komitmen Selesaikan Smelter

5 hari lalu

Soal Izin Ekspor Konsentrat Freeport, Wamen BUMN Komitmen Selesaikan Smelter

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa kementeriannya sedang berdiskusi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM soal rencana izin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia.

Baca Selengkapnya

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

8 hari lalu

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

Berikut sederet mobil Harvey Moeis yang telah disita Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Setelah Harvey Moeis, Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Kasus Korupsi Timah Termasuk Pejabat Pemerintahan Bangka Belitung

8 hari lalu

Setelah Harvey Moeis, Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Kasus Korupsi Timah Termasuk Pejabat Pemerintahan Bangka Belitung

Usai Harvey Moeis, Kejagung kembali menetapkan lima tersangka kasus tindak pidana korupsi PT Timah Tbk tahun 2015 sampai 2022.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Dirut PT RBT Anggap Pengoperasian Kembali Smelter yang Disita Kejagung dalam Kasus Korupsi Timah Sudah Tepat

10 hari lalu

Kuasa Hukum Dirut PT RBT Anggap Pengoperasian Kembali Smelter yang Disita Kejagung dalam Kasus Korupsi Timah Sudah Tepat

Kuasa hukum Direktur PT Refined Bangka Tin memberi penjelasan soal smelter timah PT RBT yang disita oleh Kejagung.

Baca Selengkapnya