IPO di Bursa, Perusahaan Tinta Blueprint Raup Dana Rp 21,84 M

Senin, 8 Juli 2019 14:08 WIB

Presiden Direktur PT Berkah Prima Perkasa Tbk. HermanTansri saat memberikan sambutan dalam aksi korporasi perusahaan lewat penawaran perdana saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin 8 Juli 2019. Berkah Prima Perkasa dikenal dengan produk tinta Blueprint. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - PT Berkah Prima Perkasa Tbk. atau perusahaan pemegang merek tinta Blueprint resmi melaksanakan aksi korporasi penawaran perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada Senin 8 Juli 2019. Menurut catatan Bursa Efek Indonesia atau BEI, emiten dengan kode saham BLUE ini menjadi emiten ke-24 yang melantai di bursa sepanjang 2019.

Baca juga: Anak Usaha MNC Melantai di Bursa, Incar Dana Rp 840 M

Presiden Direktur Berkah Prima Perkasa HermanTansri mengatakan aksi korporasi ini bakal menambah panjang daftar prestasi Blueprint. Sebab, dengan melakukan penawaran perdana saham ini, Blueprint menjadi perusahaan pertama dan satu satunya perusahaan tinta compatible yang tercatat di bursa.

"Kepercayaan masyarakat kepada kami akan menambah semangat Blueprint untuk terus berinovasi dalam bisnis printing consumables yang sangat menjanjikan," kata Herman saat memberikan sambutannya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin 8 Juli 2019.

Adapun menurut keterangan resmi perusahaan, Berkah Prima Perkasa bergerak pada bisnis tinta isi ulang, kertas foto, dan toner serta perlengkapan Point of Sales (POS) dengan merek Blueprint. Dalam perjalanannya, Blueprint dikenal sebagai merek kompatibel dengan kualitas paling premium di setiap kategori produk yang dijual.

Menurut keterangan resmi perusahaan, saat IPO, BLUE menawarkan sebanyak 168 juta lembar saham baru dengan harga penawaran Rp. 130,- per saham. Dengan harga ini, perusahaan menargetkan memperoleh dana sebesar Rp 21,84 miliar.

Herman menjelaskan, perusahaan saat ini juga terus melakukan ekspansi usaha dengan menambah lini produk software Point of Sales. Misalnya seperti, penyediaan solusi lengkap printer thermal, kertas thermal dan software POS. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan lini bisnis lain yakni jasa percetakan tekstil bagi puluhan brand fashion dan desainer ternama di Indonesia.

Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengucapkan selamat bagi perusahaan yang telah berani untuk mengambil langkah awal menjadi perusahaan publik. Sebab, ini menjadi pijakan bagi perusahaan untuk bisa bertumbuh dan membangun kepercayaan kepada publik.

"Mengambil langkah untuk IPO merupakan keputusan yang tepat. Ini menjadi awal bagi perusahaan untuk meningkatkan tanggung jawab dan bagaimana lebih keras membangun dan menumbuhkan bisnis," kata Nyoman dalam acara yang sama.

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

3 jam lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

4 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

4 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

4 hari lalu

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo meninggal dunia dalam usia 96 tahun. Simak profil perusahaan jamu dan kecantikan tersebut berikut ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

5 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

10 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

11 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

11 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya