Dirut Bulog Akui Rencana Ekspor Beras Dibatalkan

Reporter

Dias Prasongko

Editor

Rahma Tri

Selasa, 2 Juli 2019 12:13 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kedua kiri) bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) dan Menteri Perdagangan Enggar Lukito, usai melakukan operasi pasar untuk ketersediaan pasokan dan menjaga stabilisasi harga beras medium di Gudang Perum Bulog divre DKI Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 10 Januari 2019. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan rencana perseroan untuk mengekspor beras tidak bisa dilanjutkan. Sebab, rencana ekspor tersebut terganjal harga produksi beras yang terlampau mahal.

BACA: Ombudsman Khawatir Bulog Bangkrut, Menteri Darmin: Jangan Pesimistis

"Ekspor tidak bisa lanjut, jujur saja, karena harganya enggak masuk. Di Indonesia produksi beras masih sangat konvensional sedangkan di negara lain seperti Vietnam udah mekanisasi," kata Budi Waseso yang akrab disapa Buwas itu kepada media di Gedung Bulog Corporate University, Jakarta Selatan, Selasa 2 Juli 2019.

Budi menilai rencana ekspor ini muncul setelah dia melihat produksi beras yang melimpah di level petani. Apalagi sebelumnya sering terdengar harga gabah yang murah di domestik. Namun, setelah ditelisik cost produksinya terlalu mahal, sehingga harga tidak bisa kompetitif dengan beras negara lain.

Karena itu, kata Budi, tidak mungkin Bulog menjual rugi beras-beras tersebut. Lebih baik, kata dia, beras tersebut digunakan atau dijual di pasar domestik maupun disimpan sebagai cadangan beras.

Sebelumnya, awal tahun ini Bulog menyatakan bakal melirik pasar ekspor untuk menyalurkan stok beras yang diprediksi berlebih tahun ini. Menurut Buwas, gudang Bulog yang berkapasitas 3,6 juta ton diperkirakan penuh pada musim panen tahun ini. Sedangkan hingga saat ini perseroan masih menyimpan cadangan sebesar 2,1 juta ton.

Dengan target penyerapan yang mencapai 1,8 juta ton, artinya ada kemungkinan kelebihan stok sebesar 300.000 ton. Di sisi lain, serapan dari operasi pasar berjalan stagnan, dan kurang dari target yang ditetapkan yakni 15.000 ton/hari.

Baca: Bulog Ingin Ekspor Beras, Mentan Tunggu Usai Panen Raya

Buwas mengatakan salah satu indikator ekspor akan segera dilakukan ialah ketika gudang perseroan penuh. Menurutnya, bukan hal yang aneh apabila Indonesia yang masih impor beras tiba-tiba melakukan ekspor.

"Petani tidak perlu takut gudang beras penuh dan kami tidak bisa serap. Kami akan tetap serap dan nanti kami kelola dengan ekspor, sebab sudah ada beberapa negara Asean yang sudah kami hubungi dan siap untuk membeli karena butuh," ungkap Dirut Bulog seperti dikutip Bisnis, Senin 21 Januari 2019.

DIAS PRASONGKO | BISNIS

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

3 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

3 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

5 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

6 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

6 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya