Sri Mulyani: G20 Sepakat Hentikan Perang Dagang, Tapi...
Sabtu, 29 Juni 2019 11:15 WIB
TEMPO.CO, Osaka - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut bahwa semua pihak yang hadir dalam KTT G20 sepakat untuk mengakhiri perang dagang. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada kesepakatan bagaimana caran untuk menghentikan ketegangan itu.
BACA: Promosi ke Pengusaha Jepang, Sri Mulyani Tawarkan Insentif Pajak
"Semua sepakat perlu upaya mengurangi ketegangan perdagangan internasional, namun belum ada kesepakatan bagaimana caranya," kata Sri Mulyani ketika bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan hasil KTT G20 hari pertama di Osaka Jepang, Jumat 28 Juni 2019.
Belum adanya kesepakatan mengenai cara mengatasi perang dagang itu, kata Sri Mulyani, telah menimbulkan ketidakpastian dalam hasil KTT G20 Osaka itu. Padahal, upaya untuk mengurangi ketegangan perdagangan internasional perlu dibahas dalam sesi pertama KTT G20.
"Menyangkut ekonomi global, perdagangan, dan investasi, memang merupakan isu yang sekarang menjadi paling mengemuka dalam pertemuan G20 ini," kata Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2019 ini menjadi lebih rendah karena risiko-risiko yang sifatnya negatif telah terjadi. Hal ini sebagai dampak dari ketegangan perdagangan terutama antara AS dan China. "Namun sebetulnya secara menyeluruh penyebabnya adalah munculnya sikap proteksionisme," katanya.
Sri Mulyani menambahkan, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menyampaikan bahwa dengan risiko ketegangan perang dagang itu, pertumbuhan ekonomi dunia akan turun 0,5 persen.
<!--more-->
Dengan demikian tahun 2019 ini yang diprediksi 3,5 persen dan diharapkan bisa naik menjadi 3,6 persen, namun kalau perang dagang terus berjalan maka pertumbuhan hanya akan mencapai 3,1 persen.
"0,5 persen dari GDP dunia itu lebih besar dari satu ekonomi seperti Afrika Selatan. Jadi ini risikonya sangat besar," kata Sri Mulyani
Ia menyebutkan dari pernyataan para pimpinan sepeti Presiden AS Donald Trump, Presiden China Xi Jinping dan beberapa pimpinan mengenai situasi saat ini, masih ada jarak terutama antara Trump dengan pimpinan lain.
BACA: Sri Mulyani: BI Punya Banyak Ruang untuk Pangkas Suku Bunga Acuan
Dalam opening statement-nya di KTT G20, Trump menyampaikan bahwa mereka menginginkan adanya perdagangan yang adil, dan adanya resiprokal yang saling berlaku adil.
Di sisi lain Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa situasi saat ini adalah karena kebijakan yang dibuat oleh suatu negara, sehingga keinginan menciptakan kondisi win-win solution adalah fungsi dari keinginan untuk memperbaiki atau menciptakan solusi itu sendiri atau tidak.
Simak berita lain tentang Sri Mulyani Indrawati di Tempo.co
ANTARA