Bursa Dorong Perusahaan Terbuka Ambil Langkah Keterwakilan Gender

Kamis, 27 Juni 2019 16:20 WIB

Aktivitas di hari pertama perdagangan saham pasca-Lebaran di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Bursa Efek Indonesia, Risa E. Rustam mengatakan bursa saham dapat mendorong perusahaan-perusahaan terbuka untuk memiliki langkah-langkah dan target dalam hal keterwakilan gender. Hal itu, karena menurut dia, keterwakilan gender merupakan hal penting.

BACA: Ketika Para Pria Jepang Pakai Sepatu Hak Tinggi, Ini Kata Mereka

"Kasus bisnis terkait keragaman gender di dewan sangat kuat dan tidak hanya terkait dengan kinerja tetapi juga dengan tata kelola perusahaan, reputasi, dan keadilan,” kata Risa di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 27 Juni 2019.

International Finance Coorporation atau IFC yang merupakan anggota Bank Dunia, merilis laporan yang menunjukkan tingginya keterwakilan perempuan di dewan perusahaan pada perusahaan-perusahaan di Asia. Menurut rilis itu, keterwakilan perempuan mampu menghasilkan kinerja keuangan perusahaan yang lebih baik.

BACA: Tutup 6 Gerai Giant, BEI Tunggu Penjelasan HERO dalam 3 Hari

Advertising
Advertising

Direktur Regional IFC, Asia Timur dan Pasifik, Vivek Pathak mengatakan menurut penelitian yang berjudul Keanekaragaman Gender Dewan Perusahaan di ASEAN, perusahaan yang memiliki lebih dari 30 persen anggota dewan perempuan, rata-rata Tingkat Pengembalian Aset (ROA) sebesar 3,8 persen. Hal itu lebih besar dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki anggota dewan perempuan, dengan ROA sebesar 2,4 persen.

Demikian pula dengan Rasio Pengembalian Ekuitas atau ROE, perusahaan-perusahaan yang memiliki lebih dari 30 persen anggota dewan perempuan melaporkan rata-rata ROE sebesar 6,2 persen. Sedangkan perusahaan-perusahaan yang memiliki dewannya hanya beranggotakan pria hanya melaporkan ROE sebesar 4,2 persen. Studi itu mensurvey lebih dari 1.000 perusahaan yang berada di Cina dan enam negara yang tergabung ASEAN: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

"Temuan kami menegaskan pentingnya keberadaan keragaman gender yang lebih besar di ruang dewan di Asia,” kata Vivek.

Menurut dia, dengan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh para perempuan dalam dunia bisnis, perusahaan-perusahaan Asia dapat menjadi lebih kuat, lebih berkelanjutan dan lebih menarik bagi investor. "Nantinya perusahaan perusahaan ini akan membantu tercapainya pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, meneruskan lompatan kemajuan di kawasan yang selama beberapa dekade terakhir ini telah membawa jutaan orang keluar dari kemiskinan," ujarnya.

Studi itu, kata dia, menunjukkan bahwa dari enam negara anggota ASEAN, Thailand memiliki keragaman gender terbesar, di mana perempuan memegang sekitar 20 persen kursi dewan di perusahaan terbuka, diikuti oleh Indonesia dan Vietnam yang sekitar 15 persen. Di antara perusahaan-perusahaan ASEAN yang disurvei, hampir 40 persen tidak memiliki anggota dewan perempuan dan hanya 16 persen yang memiliki lebih dari 30 persen perwakilan perempuan di dewan.

Adapun, laporan IFC ini disusun oleh Economist Intelligence Unit, berdasarkan tinjauan luas literatur, analisis data tingkat perusahaan, dan wawancara dengan para ahli terkemuka di wilayah tersebut. Penelitian ini didanai oleh Umbrella Facility for Gender Equality, dana perwalian multi-donor dari Kelompok Bank Dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengatasi kesenjangan utama antara laki-laki dan perempuan guna memberikan solusi pembangunan yang lebih baik, yang dapat meningkatkan kesejahteraan serta peluang bagi semua.

Meskipun menunjukkan hubungan yang jelas antara jumlah perwakilan perempuan di dewan perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan yang lebih baik, kata Vivek, laporan itu tetap mencatat bahwa persentase perempuan di keanggotaan dewan tetap rendah di wilayah tersebut. Hal ini antara lain disebabkan oleh adanya bias gender yang luas yang menganggap bahwa perempuan kurang cocok untuk posisi eksekutif puncak.

Berita terkait

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

6 jam lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

4 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

7 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

8 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

8 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

9 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

11 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

14 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

15 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya