TEMPO Interaktif, Jakarta:Istilah capital maintenance notes menurut Billy, tidak dikenal dalam istilah akuntansi. Badan Pemeriksa Keuangan saat ini hanya bisa menunggu sikap pemerintah mengenai Surat hutang Pemerintah ke pada Bank Indonesia menyangkut dana BLBI (Bantuan likuiditas Bank Indonesia). Kita sudah kemukakan masalahnya. Sekarang kita tunggu saja keputusannya, ujar Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan Satrio Budihardjo Joedono, saat konfrensi pers di kantor BPK, Jumat (2/5). Menurut ketua BPK yang biasa dipanggil Billy, ia sudah memberi masukkan pada pihak-pihak yang berkompeten dengan surat Hutang Negara atau yang dikenal dengan capital maintenance notes seperti Bank Indonesia, Pemerintah dan DPR. Kita tunggu saja hasilnya, tambahnya. Sedangkan istilah ,capital maintenance notes, menurut Billy, sebenarnya tidak dikenal dalam istilah akuntansi. Konsukuensinya neraca keuangan Bank Indonesia jadi tidak baik, ujarnya. Billy mengungkapkan surat utang yang dikenal dalam akuntansi di Indonesia antara lain surat utang piutang yang bentuknya note, selain itu ada obligasi, surat janji bayar. Dalam surat utang tersebut katanya, harus jelas jumlah utangnya, bunga dan jangka waktu pembayaran. Saat ini, tambah Billy, pernyataan mengenai CMN ini berubah-ubah setiap saat. Sekarang prosesnya masih bergulir, jumlahnya dan namanya saja masih berubah-ubah. Jadi kita tunggu saja, ujarnya. (Priandono KusumoDhian -TNR)