Wacana Open Sky,Menhub: Manajemen Maskapai Dalam Negeri Berbenah

Kamis, 6 Juni 2019 07:49 WIB

Sejumlah pemudik pesawat tiba di bandara komersial Lanud Wiriadinata, Cibeurem, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin, 11 Juni 2018. Pihak Lanud Wiriadinata mencatat, pada arus mudik Lebaran 2018, penjualan tiket pesawat rute Tasikmalaya-Jakarta (Halim) atau sebaliknya mengalami peningkatan 35 persen. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta perusahaan maskapai dalam negeri membenahi manajemennya untuk menyikapi kemungkinan masuknya maskapai asing ke Indonesia alias open sky. Budi Karya memandang, maskapai Indonesia mesti mengatur skema tarif tiket yang dijual ke pasar.

BACA: Jokowi Ingin Undang Maskapai Asing, Ini Saran JK

"Kalau ada satu koreksi internal, buat subprices (kelas harga)," ujar Budi Karya saat ditemui di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra IV, Jakarta Selatan, Rabu, 5 Juni 2019.

Kelas harga dalam penjualan tiket pesawat dianggap penting agar tarif yang ditawarkan dapat menjangkau semua lapisan. Adapun subprices yang dimaksud oleh Budi Karya ialah variasi harga untuk layanan kelas ekonomi angkutan niaga berjadwal.

Budi mencontohkan, untuk satu rute, maskapai dapat membaginya dalam tiga ragam harga. Di antaranya harga sesuai dengan aturan tarif batas atas, harga 80 persen dari TBA, dan harga yang hanya 60 persen dari TBA.

BACA: Wacana Open Sky, Pengamat: Bukan Momok bagi Maskapai Nasional

Pengaturan harga, menurut Budi Karya, layak dipertimbangkan supaya bisnis maskapai dalam negeri tak tergerus maskapai asing. Sebab, besar kemungkinan maskapai asing akan menerapkan skema tersebut dalam penjualan tiketnya bila membuka perusahaannya di Tanah Air.

Wacana open sky sebelumnya dikemukakan oleh Presiden Joko Widodo. Jokowi meminta Menteri Perhubungan mengundang maskapai asing masuk pasar dalam negeri sebagai solusi menurunkan harga tiket pesawat.

Dengan masuknya perusahaan berbendera luar negeri ke Tanah Air, bursa bisnis penerbangan makin kompetitif. "Ada satu keseimbangan baru antara demand and supply. Harga bisa lebih kompetitif," tuturnya.

Namun, untuk mewujudkan open sky, perusahaan asing mesti memenuhi asas cabotage. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Bidang Usaha yang Tertutup, Bidang Usaha yang Terbuka, dan Bidang Penanaman Modal, minimal 51 persen porsi perusahaan maskapai asing yang membuka cabangnya di Tanah Air mesti dimiliki oleh Indonesia. "Sistemnya ownership," ucapnya.

Selain itu, maskapai mesti menyediakan penerbangan dengan pesawat propeler atau perintis untuk remote-remote area. Penerbangan propeler berguna untuk membuka konektivitas daerah terluar. "Jadi ada cross-subsidi kalau maskapai masuk ke Indonesia," ucapnya.



Berita terkait

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

8 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

8 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

10 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

11 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

12 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

12 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

12 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

13 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

13 jam lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

14 jam lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

Jokowi optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya