5 Negara yang Paling Banyak Beri Utang ke Indonesia

Reporter

Caesar Akbar

Sabtu, 18 Mei 2019 16:30 WIB

ilustrasi uang

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia pada akhir triwulan I 2019 menyentuh US$ 387,6 miliar. Angka tersebut tersebut tumbuh 7,9 persen ketimbang tahun lalu, atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya.

Baca juga: Triwulan I 2019, Utang Luar Negeri Tembus USD 3.876 Miliar

Berdasarkan publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia edisi Mei 2019, Tempo mencatat ada lima negara yang memberi utang paling banyak untuk Indonesia, yakni Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Cina, dan Hong Kong pada Maret 2019.

Sebagai pemberi utang terbanyak, Singapura tercatat menyalurkan US$ 64,002 miliar. Setelah itu, Jepang menyusul dengan menggelontorkan utang US$ 29,017 miliar, AS US$ 21,350 miliar, Cina US$ 17,918 miliar, dan Hong Kong US$ 15,002 miliar.

"ULN sebesar US$ 387,6 miliar ini terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 190,5 miliar dolar AS, serta utang swasta termasuk Badan Usaha Milik Negara atau BUMN sebesar US$ 197,1 miliar dolar," seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang terbitkan BI, yang diunggah dalam website resmi, Jumat 17 Mei 2019.

BI menjelaskan bahwa utang luar negeri yang meningkat karena adanya transaksi penarikan neto ULN. Selain itu, utang yang meningkat karena dipengaruhi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Kondisi itu, kemudian membuat utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS. Peningkatan pertumbuhan ULN, terutama juga bersumber dari ULN sektor swasta, di tengah relatif stabilnya pertumbuhan ULN pemerintah.

Menurut catatan BI, utang luar negeri swasta pada akhir triwulan I 2019 tumbuh 12,8 persen secara tahunan menjadi US$ 200 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 11,3 persen secara tahunan.

Sedangkan, hingga akhir triwulan I 2019, ULN pemerintah tercatat US$ 187,7 miliar. Jumlah ini tercatat tumbuh 3,6 persen secara tahunan, relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,3 persen year on year.

Kendati demikian, menurut BI, kondisi utang tersebut masih terkendali dalam struktur yang aman. Jumlah utang tersebut mencapai 36,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB pada akhir triwulan I 2019. Kemudian, struktur utang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1 persen dari total utang luar negeri.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

16 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

1 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

2 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

2 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

2 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya