Defisit Perdagangan, Darmin Nasution Dorong Investasi 2 Industri

Jumat, 17 Mei 2019 16:44 WIB

Defisit Melebar, Pemerintah Tekan Belanja

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah berupaya menggenjot investasi di tengah tekanan ekonomi global yang membuat kinerja ekspor Indonesia melemah sepanjang 2019 ini. Akibat pelemahan ekspor ini, defisit neraca perdagangan Indonesia selama Januari-April 2019 mencapai US$ 2,56 miliar, lebih dalam dibandingkan Januari-April 2018 yang hanya US$ 1,4 miliar.

Baca juga: Defisit Perdagangan, Rupiah Jeblok ke 14.463 per Dolar AS

"Oleh karena itu, yang penting sekarang kami mendorong investasi, bukan hanya untuk industri berorientasi ekspor, tapi juga untuk industri substitusi impor," kata Darmin saat ditemui di kantornya di Jakarta Pusat, Jumat, 17 April 2019.

Salah satu upaya mendorong investasi ini adalah dengan memberikan fasilitas tax holiday atau keringanan pajak bagi investasi di kedua jenis industri. Darmin menyebut pemerintah telah memperbarui kebijakan tax holiday terhadap 200 jenis lebih industri. Kendati demikian, ia menyadari jumlah itu masih beberapa bagian saja dari keseluruhan industri yang tercatat dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).

Dalam rilisnya dua hari lalu, Rabu, 15 Mei 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit sepanjang tahun ini memang disebabkan neraca perdagangan migas yang sebesar US$ 2,76 miliar. Tapi angka ini sebenarnya turun dari defisit sepanjang Januari-April 2018 yang mencapai US$ 3,89 miliar.

Jika dilihat lebih detail, memburuknya defisit neraca perdagangan ini paling besar disebabkan oleh turunnya surplus neraca perdagangan non-migas. Dari semula US$ 2,48 miliar pada Januari-April 2018, anjlok menjadi hanya US$ 204 juta pada Januari-April 2019. Ekspor non-migas anjlok paling dalam, dari US$ 53,5 miliar pada tahun lalu, menjadi US$ 48,9 pada tahun ini.

Sejak pertengahan April 2019, rencana investasi di industri substitusi impor sempat akan masuk, yaitu dari perusahaan minyak asal Arab Saudi, Saudi Aramco. Perusahaan ini akan masuk dengan investasi senilai US$ 6 triliun di Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap atau Kilang Cilacap, Jawa Tengah.

Untuk memuluskan rencana ini, Kementerian Keuangan pun telah menyiapkan Tax Holiday bagi Saudi Aramco. Rencananya, Saudi Aramco bakal bekerja sama dengan PT Pertamina untuk menggarap proyek Kilang Cilacap ini. Namun ternyata sampai pertengahan Mei 2019 ini, belum ada kesepakatan final mengenai rencana investasi ini.

Sampai saat ini, kedua perusahaan masih terlibat dalam pembicaraan mengenai kerja sama ini. "Nanti kami update di akhir Juni , semua masih berproses," kata Vice President Communication PT Pertamina, Fajriyah Usman, saat dihubungi.

Baca berita defisit lainnya di Tempo.co

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

6 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

9 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

9 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

12 hari lalu

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

Jerry Sambuaga optimistis neraca perdagangan Indonesia tetap surplus di tengah situasi geopolitik saat ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

13 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

20 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

47 hari lalu

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan yang berlanjut pada Februari 2024 menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

29 Februari 2024

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi peringatan Bank Dunia soal program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo

27 Februari 2024

Ini Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo

Bank Dunia angkat bicara soal program makan siang gratis inisiasi calon presiden Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Indonesia dengan Mesir Surplus Rp 18,2 Triliun

23 Februari 2024

Neraca Perdagangan Indonesia dengan Mesir Surplus Rp 18,2 Triliun

Kementerian Perdagangan mencatat neraca perdagangan Indonesia dengan Mesir surplus Rp 18,2 triliun.

Baca Selengkapnya