Defisit Perdagangan, Sri Mulyani: Ekspor Kontraksi Lebih Dalam

Rabu, 15 Mei 2019 17:15 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi jajarannya memberikan keterangan terkait realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2019. Sri Mulyani melaporkan realisasi APBN hingga akhir Februari 2019, tercatat Rp54,61 triliun atau 0,34 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan defisit neraca perdagangan yang terjadi sepanjang April 2019 disebabkan kinerja ekspor yang mengalami kontraksi atau pelemahan. "Walaupun impornya kontraksi, tapi ekspornya kostraksi lebih dalam lagi," kata Sri saat ditemui usai memberi kuliah umum di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta Pusat, Rabu, 15 Mei 2019.

Baca: Catat, THR PNS dan Pensiunan Paling Cepat Cair 20 Mei 2019

Pernyataan Sri Mulyani menanggapi pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) soal nilai neraca perdagangan Indonesia pada April 2019 mengalami defisit sebesar US$ 2,5 miliar. Defisit disebabkan oleh defisit sektor migas dan non-migas masing-masing sebesar US$ 1,49 miliar dan US$ 1,01 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pada April 2019, ekspor mencapai US$ 12,6 miliar, turun 10,8 persen dibandingkan Maret 2019 yang senilai US$ 14,12 miliar. Sementara itu, impor April 2019 yang tercatat US$ 15,10 miliar, naik dari Maret 2019 sebesar 12,25 persen senilai US$ 13,45 miliar.

Dari sisi impor, kenaikan terbesar dialami impor migas yaitu sebesar 46,99 persen. Tapi Sri Mulyani mengatakan, volume impor migas tidak bisa turun serta merta, tapi tetap mempertahankan pertumbuhan di atas 5 persen. "Enggak mungkin permintaan terhadap energi itu turun, jadi pasti akan meningkat."

Advertising
Advertising

Kendati demikian, Sri Mulyani mengatakan, kondisi ini menggambarkan ekonomi dunia mengalami situasi yang tidak mudah. Dalam situasi ini, ia menilai Indonesia menjaga sisi pertumbuhan dari sektor manufaktur untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi 5 persen.

Baca: Jokowi Jengkel Perizinan Ruwet, Sri Mulyani Merespons Begini

Dalam waktu dekat ini Sri Mulyani berencana mengecek lagi faktor-faktor apa lagi yang menyebabkan defisit April 2019 semakin dalam. "Jika memang ini defisit dengan situasi yang gonjang-ganjing, maka ini akan menimbulkan risiko yang lebih tinggi bagi ekonomi kita," ujarnya.

Berita terkait

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

4 jam lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

9 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

14 jam lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

15 jam lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

1 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

2 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

2 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya