Cemas Terimbas Perang Dagang, Pemerintah Lobi Amerika Serikat
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Rabu, 15 Mei 2019 11:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mulai khawatir jika dampak ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina akan merembet ke Indonesia. Untuk mengantisipasi agar perang dagang ini tak menjalar ke Indonesia, pemerintah pun melakukan lobi langsung ke AS.
BACA JUGA: Perjuangkan Ekspor Sawit, Pemerintah Bakal Bentuk Task Force
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, kendati ada potensi keuntungan yang bisa diraih oleh Indonesia, aksi proteksi berlebihan dari Presiden AS Donald Trump juga akan mengancam perdagangan Indonesia. "Perselisihan antara keduanya yang berkepanjangan juga dapat membebani defisit transaksi berjalan Indonesia dan masuknya dana asing," kata dia seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu 15 Mei 2019.
Seperti diketahui, perdagangan dunia dalam beberapa pekan terakhir diguncang perang tarif antara AS dan Cina. Indonesia yang pada tahun lalu mengalami surplus perdagangan US$10,7 miliar terhadap AS pun sempat masuk ke dalam penyelidikan Trump karena dianggap menyalahgunakan kesepakatan perdagangan.
Menurut Bambang, Indonesia dan Cina memiliki kesamaan, yakni sama-sama menciptakan defisit dari sisi Negeri Paman Sam itu. Hanya saja dari sisi nilai memang berbeda cukup jauh.
"Sekarang pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa mendekati AS agar Indonesia tidak akan menjadi bagian dari gagasan mereka tentang proteksionisme perdagangan dan bagaimana kita dapat mengambil keuntungan dari potensi penurunan ekspor Cina ke AS," harap Bambang.
Sementara itu, pemerintah terus melakukan lobi dengan AS untuk tetap menjadi bagian dari sistem preferensi umum (Generalized System of Preferences/GSP). Program ini dirancang untuk mempromosikan pembangunan ekonomi dengan memungkinkan masuknya bebas pajak untuk ribuan produk dari negara-negara penerima yang ditunjuk.
Awal tahun ini, AS mengindikasikan akan menghapus India dari program tersebut. "Kami masih mendiskusikan, melobi, memastikan bahwa kita akan aman dari perawatan semacam ini," kata Bambang.
BACA: Perang Dagang, Donald Trump Naikkan Tarif Impor Barang dari Cina
Ketidakpastian hubungan perdagangan dengan AS terjadi ketika Indonesia berupaya meningkatkan ekspor untuk membantu mengekang defisit transaksi berjalan yakni 2,6 persen dari produk domestik bruto pada kuartal pertama.
"Kita tahu eskalasi perang dagang ini dapat berdampak pada mata uang. Jadi akan ada tekanan pada defisit transaksi berjalan, aliran masuk portofolio kami dan pada akhirnya mata uang kami," ujar Bambang.
BISNIS