Soal Impor Plastik, Susi Pudjiastuti Singgung Luhut Panjaitan

Rabu, 15 Mei 2019 08:04 WIB

Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Foto/TEMPO/Subekti dan Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan tidak sepakat mengenai kebijakan impor plastik. Menurut Susi, di negara lain yang dahulu banyak menyumbang dan memproduksi plastik kebijakan ini sudah tak lagi ada bahkan dilarang.

Baca: Menteri Susi: Selain Presiden Jokowi, Tidak Akan Saya Dengar

Susi mencontohkan negara penyumbang sampah plastik terbesar yakni, Cina pun sudah melarang adanya impor plastik. Kebijakan ini juga sudah diterapkan di berbagai negara yang dulu juga banyak mengimpor plastik seperti Malaysia dan Thailand.

"Tapi Indonesia justru welcome, karena plastik impor itu. Padahal, kalau impor plastik itu, dia hanya bisa di-recycle atau didaur ulang itu tidak lebih dari 40 persen sisanya, 60 persen jadi sampah," kata Susi dalam acara diskusi dan nonton bareng "Our Planet" di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa 14 Mei 2019.

Karena itu, Susi meminta kebijakan impor plastik ini sebaiknya disetop. Susi menilai kebijakan untuk mengimpor plastik ini juga tak sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia yang telah disampaikan dalam forum internasional di Persatuan Bangsa-Bangsa atau PBB.

Menurut Susi, dalam forum itu, melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Pemerintah Indonesia telah berjanji untuk mengurangi hingga 75 persen sampah plastik di laut pada 2025. Dia mengatakan, jika kebijakan impor tetap berlanjut hal ini merupakan kontradiksi.

Advertising
Advertising

"Bagaimana kalau yang lain saja melarang dan tidak lagi tapi Indonesia sangat senang mendapat sampah impor dan tidak mengurangi lagi, ini adalah kontradiksi, tidak boleh," kata Susi.

Sementara itu, Susi juga mengatakan bahwa Indonesia adalah satu negara produsen plastik terbesar di dunia. Indonesia bahkan, kata Susi, merupakan negara kedua di dunia yang banyak menyumbang sampah plastik di laut.

"Indonesia ini berkontribusi nomor dua terhadap plastik di lautan, sedangkan Cina nomor satu yang bikin laut banyak plastiknya," kata Susi.

Karena itu, menurut Susi, kebijakan dan kesadaran untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai menjadi penting. Jika tidak dilakukan segera, dikhawatirkan pada 2030 lau Indonesia akan lebih banyak didominasi sampah dibandingkan ikan.

Berdasarkan penelusuran Tempo, pernyataan Susi tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jambeck Research Group pada 2015. Hasil penelitian itu mengungkap bahwa ada sebanyak 3,22 juta ton sampah plastik yang disumbang Indonesia ke laut.

Sampah sebanyak 1,3 juta ton ini nomor dua terbesar setelah Cina yang diperkirakan menyumbang sebanyak 8,82 juta ton. Menurut hasil studi itu, sampah plastik masuk dalam kategori sampah yang tidak terkelola (mismanaged plastic waste).

Berita terkait

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

2 hari lalu

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

Zulhas mengatakan ada 40 pabrik yang memproduksi baja ilegal atau tidak memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

2 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

3 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

3 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

4 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

4 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

4 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

4 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

4 hari lalu

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya