Bank Mandiri Sebut Suku Bunga BI Berpotensi Turun Akhir 2019

Selasa, 30 April 2019 03:58 WIB

Jajaran direksi Bank Mandiri saat mengelar konferensi pers paparan kinerja pada triwulan I 2019. Hingga triwulan I emiten dengan kode BMRI ini mampu mencatatkan laba sebesar Rp 7,2 triliun. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memperkirakan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia atau 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DDR) bakal dipangkas saat akhir 2019. Bahkan, pada 2020 emiten dengan kode BMRI ini memperkirakan peluang penurunan tingkat suku bunga hingga 50 basis poin.

Baca juga: Enam Alasan Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan

"Forecast 7 Days Repo Rate menurut hasil riset dari chief economist ada propability di akhir tahun turun sekitar 25 basis poin, dan di tahun 2020 tahun 50 basis poin," kata Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin saat mengelar konferensi pers di kantor Bank Mandiri, Jakarta Pusat, Senin 29 April 2019.

Dengan perkiraan potensi penurunan itu, hingga akhir 2019 suku bunga acuan bisa turun menjadi 5,75 persen. Sedangkan pada akhir 2020 suku bunga diprediksi bisa menurun hingga 5,25 persen. Adapun, per Kamis 25 April 2019 BI mengumumkan bahwa tingkat suku bunga tak beranjak dari angka 6 persen.

Kendati demikian, kata Ahmad, penurunan tersebut juga perlu memperhatikan kondisi ekspor global, impor barang komoditas dari Indonesia hingga kondisi perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat. Selain itu, jika suku bunga benar-benar bisa turun hal ini tentu bakal menurunkan beban pengusaha.

"Tentu perubahan itu akan terus kami evaluasi dan kami tindak lanjuti untuk bisnis strategi dari Bank Mandiri," kata Ahmad.

Rapat Dewan Gubernur atau RDG BI pada 24-25 April 2019 memutuskan mempertahankan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau suku bunga acuan sebesar 6 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan itu diambil dengan memperhatikan kondisi domestik dan global yang membuat Bank Indonesia masih terus mempertahankan suku bunga acuan 6 persen ini. "Keputusan itu juga sejalan dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal perekonomian Indonesia," kata Perry dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis, 25 April 2019.

Peneliti Institute for Development and Finance atau Indef Dzulfian Syarian menuturkan kebijakan BI yang menahan suku bunga acuan atau 7 Days Repo Rate di level 6 persen merupakan kebijakan yang kurang tepat. Apalagi kondisi ekonomi saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan pada 2018.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

51 menit lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

1 hari lalu

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran, serta peran pegawai Mandiri untuk menerapkan ESG dalam operasional perseroan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

2 hari lalu

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

Digitalisasi menjadi salah satu langkah untuk memperluas akses masyarakat terhadap perbankan demi mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya