Pertengahan April, BI: Aliran Modal Asing Masuk Rp 89,2 Triliun

Sabtu, 13 April 2019 08:05 WIB

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara memberikan keterangan pers di Gedung BI, Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 Oktober 2018 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan total inflow atau aliran modal asing masuk ke Indonesia hingga minggu kedua April 2019 sebesar Rp 89,2 triliun. Menurut dia, angka itu masih bagus, apalagi jika dilihat dari lelang Surat Berharga Negara atau SBN yang oversubscribbed atau kelebihan penawaran.

Baca: BI: Kegiatan Dunia Usaha Meningkat pada Triwulan I 2019

Dia mengatakan inflow itu secara month to date di pasar saham sekitar Rp 3,86 triliun, sedangkan di pasar SBN Rp 1,2 triliun. Angka itu, kata Mirza, menunjukkan pasar sahamnya lebih bagus dari SBN secara MTD.

"Tapi year to date-nya pasar saham itu sekitar Rp 15,9 triliun, ke pasar SBN masuk Rp 75 triliun. Jadi YTD pasar SBN masih jauh lebih bullish Rp 75 triliun YTD dibanding pasar saham," kata Mirza saat ditemui di Masjid Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 12 April 2019.

Jika dibanding tahun lalu, menurut Mirza, pasar saham sudah jauh lebih bagus. Dia mengatakan tahun lalu aliran modal keluar atau minus Rp 24,9 triliun. Sedangkan sekarang positif inflow Rp 15,9 triliun.

Pada SBN tahun lalu, kata dia, positif Rp 34,5 triliun, lebih rendah dari saat ini yang positif Rp 75 triliun. "Jadi persepsi investor terhadap Indonesia masih positif di 2019," ujarnya.

Menurut Mirza, persepsi investor itu tentu yang didorong dari angka makro ekonomi yang baik. Seperti inflasi yang terkendali, dan dari sisi budget anggaran pemerintah juga menunjukkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN terkendali.

"Target Kementerian Keuangan defisit 1,8 persen 2019, jadi suatu defisit yang sangat prudent," ujar Mirza. Faktor lainnya, menurut Mirza juga dipengaruhi oleh tren dari defisit transaksi berjalan atau current account deficit yang membaik dibanding kuartal IV 2019.

Baca: BI Yakin Indonesia Aman dari Dampak Krisis di Turki dan Argentina

BI juga memproyeksikan neraca perdagangan akan surplus kembali. "Kan Januari defisit ya dan Februari surplus. Maret angkanya masih roll ya, sudah ada indikasi tapi tunggu lah. Saya rasa sesuai tren dari CAD yang membaik," ujar Mirza Adityaswara. "Indikasinya surplus."

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

19 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

5 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya