Keluarga Korban Lion Air JT610 Mengaku Dipaksa Teken Dokumen

Senin, 8 April 2019 16:33 WIB

Pengacara Michael Indrayana yang mewakili firma hukum Kabateck LLP Amerika Serikat menjelaskan gugatan keluarga korban Lion Air JT 610 ke pengadilan Cook County, Illinois, Amerika Serikat, di Restoran Penang Bistro kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 8 April 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota keluarga korban kecelakaan Lion Air JT610, Merdian Agustin, mengaku dipaksa perusahaan maskapai tersebut untuk menandatangani dokumen yang berisi relase and discharge atau RnD. Dokumen tersebut memuat pernyataan tertulis yang menyatakan pihak keluarga korban tidak akan melayangkan tuntutan kepada Lion Air, Boeing, dan 200 perusahaan lainnya.

Baca: Somasi, Keluarga Korban Lion Air JT610 Minta Kompensasi Rp 1,25 M Dibayar

"Saya dipaksa (menandatangani dokumen). Mereka bilang, take it or leave it," ujar Merdian saat ditemui di Restoran Penang Bistro kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 8 April 2019.

Dokumen tersebut merupakan syarat bagi keluarga korban kecelakaan pesawat untuk menerima ganti rugi senilai Rp 1,25 miliar. Adapun Merdian diundang untuk menandatangani surat tersebut pada Maret 2019 lalu, tepat lima bulan setelah kecelakaan nahas JT 610 terjadi.

Adapun Merdian Agustin adalah keluarga dari Eka Suganda. Eka Suganda meninggal dalam kecelakaan nahas JT 610 di perairan Karawang pada 23 Oktober lalu. Eka tewas meninggalkan Mardian dan tiga anaknya.

Advertising
Advertising

Lebih jauh Merdian berkukuh tak akan menandatangani dokumen RnD lantaran terdapat syarat yang dinilai cacat hukum. Firma hukum Kabateck LLP, yang menggandeng kantor advokat Kailimang & Ponto, mengatakan dokumen RnD tak masuk dalam persyaratan pencairan ganti rugi korban kecelakaan pesawat.

Pengacara Kantor Advokat Kailimang & Ponto, Harry Ponto, mengatakan, dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011, telah diatur bahwa penumpang yang meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat berhak menerima ganti rugi. Dalam Pasal 23 dipertegas bahwa besarnya kerugian tidak menutup penumpang menuntut perusahaan ke pengadilan. "Ahli waris atau korban dapat melakukan penuntutan pengadilan dan dapat ganti kerugian tambahan," ujarnya pada waktu yang sama.

Pengacara Michael Indrayana yang mewakili firma hukum Kabateck LLP di Amerika Serikat mendorong keluarga korban untuk mengajukan tuntutan ke pengadilan Cook County, di negara bagian Illinois, Amerika Serikat. Gugatan ini diajukan untuk menuntut hak yang setimpal atas kerugian yang dialami akibat keluarga kehilangan anggotanya.

Saat ini, menurut Michael, sudah ada 60 keluarga yang mendaftarkan gugatan ke Amerika Serikat dan masih dalam proses. Gugatan diajukan pada November, tepat sebulan setelah JT 610 mengalami kecelakaan.

Michael mengatakan, tak menutup kemungkinan pihak keluarga yang telah menandatangani RnD untuk mengajukan tuntutan. Apalagi, kata dia, Boeing secara resmi telah mengakui kesalahan yang disampaikan melalui keterangan video baru-baru ini. Kesalahan itu menyebabkan dua pesawat keluaran Boeing berjenis 737 Max 8 kecelakaan dalam selang waktu 6 bulan.

"Kami lihat pernyataan minta maafnya Boeing adalah langkah baik (bagi keluarga korban," ucap Michael. Ia berharap keluarga korban segera memperoleh kepastian hukum atas tuntutanya dan menerima ganti rugi yang pantas tanpa harus meneken perjanjian RnD yang diduga merugikan.

Baca: Didesak Turunkan Harga Tiket Pesawat, Lion Air Pasrah

Hingga berita ini ditulis, pihak Lion Air belum memberi keterangan resmi. Tempo telah mencoba menghubungi Lion Air melalui sambungan telepon dan pesan pendek, namun belum memperoleh respons.

Berita terkait

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

9 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

12 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Belajar dari Delay 5 Jam Lion Air Surabaya-Banjarmasin, Apa Saja Hak Penumpang?

1 hari lalu

Belajar dari Delay 5 Jam Lion Air Surabaya-Banjarmasin, Apa Saja Hak Penumpang?

Jika Anda mengalami keterlambatan atau delay seperti penumpang Lion Surabaya-Banjarmasin, ini hak penumpang sesuai Peraturan Menhub

Baca Selengkapnya

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

1 hari lalu

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

Pesawat Lion Air JT 316 rute Surabaya-Banjarmasin delay selama lima jam karena menunggu kedatangan pesawat Lion Air dari Batam.

Baca Selengkapnya

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

3 hari lalu

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

Banyak insiden yang menggerus reputasi Boeing sebagai produsen pesawat terkemuka di dunia, yang terakhir adalah kematian seorang pelapor.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

5 hari lalu

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

Seorang pelapor yang menuduh pemasok Boeing mengabaikan cacat produksi 737 MAX telah meninggal dunia

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang Tutup Bandara Sam Ratulangi, Grup Lion Air Batalkan 27 Penerbangan

15 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Tutup Bandara Sam Ratulangi, Grup Lion Air Batalkan 27 Penerbangan

Grup Lion Air batalkan 27 penerbangan dari dan ke Manado imbas Bandara Sam Ratulangi masih ditutup karena erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

17 hari lalu

Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

Saat ini wilayah penerbangan di Bandara Sultan Babullah Ternate dalam kondisi aman dan terbebas dari pengaruh abu vulkanik bekas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya