Industri Cina dan AS Cerah, Perekonomian Global Optimistis

Reporter

Antara

Editor

Rahma Tri

Selasa, 2 April 2019 07:45 WIB

Suasana di Bursa Saham Wall Street, New York. REUTERS

TEMPO.CO, New York – Laporan awal kuartal II yang positif dari industri manufaktur Cina dan Amerika Serikat untuk sementara telah meredakan kekhawatiran akan ancaman perlambatan ekonomi global. Saham-saham di Wall Street pun dapat menutup sesi perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) dengan lebih cerah.

Baca juga: Konsumsi Rumah Tangga Jadi Andalan Pertumbuhan Ekonomi 2018

Indeks Dow Jones Industrial Average terpantau melonjak 329,74 poin atau 1,27 persen, menjadi 26.258,42 poin. Adapun Indeks S&P 500 naik 32,79 poin atau 1,16 persen, menjadi ditutup pada 2.867,19 poin. Adapun Indeks Komposit Nasdaq meningkat 99,59 poin atau 1,29 persen, ditutup di level 7.828,91 poin.

Indeks acuan S&P 500, yang hanya 2,2 persen di bawah rekor penutupan tertinggi pada September, memicu pola golden cross. Pola ini mencatat rata-rata pergerakan 50-hari melintas di atas kisaran pergerakan 200-hari. Banyak yang percaya sinyal teknis ini bisa menandakan lebih banyak keuntungan untuk saham dalam jangka pendek.

Moncernya pasar ekuitas global ini didorong oleh data sektor manufaktur Cina, yang secara tak terduga kembali menjulang. Untuk pertama kalinya di tahun 2019, pertumbuhan Cina kembali positif. "Angka-angka Cina bangkit kembali, dan orang-orang mengambil lebih banyak risiko hari ini karenanya," kata Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading di Greenwich, Connecticut seperti ditulis Antara, Selasa 2 April 2019.

Angka manufaktur AS untuk Maret juga lebih baik dari yang diperkirakan. Hal ini membantu investor mengabaikan data penjualan ritel lemah untuk Februari.

Sebelumnya, kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global telah meredupkan pasar. Dengan musim pelaporan laba perusahaan kuartal pertama sekitar dua minggu lagi, investor bersiap untuk terjadinya penurunan laba pertama AS sejak 2016. Analis memperkirakan laba kuartalan turun dua persen, menurut data Refinitiv.
Baca: BI Prediksi Inflasi Maret Capai 0,1 Persen, Ini Alasannya

Namun, pada Senin kemarin teryata sebagian besar sektor S&P naik. Hanya saham-saham sektor kebutuhan pokok konsumen, real estat dan utilitas, yang cenderung menurun karena imbal hasil obligasi 10-tahun, berada di zona merah.

Saham-saham produsen mobil meningkat setelah Dewan Negara Cina mengatakan pada Minggu 31 Maret 2019 bahwa negara itu akan terus menangguhkan tarif tambahan pada impor kendaraan dan suku cadang dari AS setelah 1 April.Saham General Motors Co pun meningkat 1,8 persen sementara saham Ford Motor Co naik 2,3 persen. Volume transaksi di bursa Wall Street pada penutupan kemarin tercatat mencapai 7,11 miliar saham.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Seri Ponsel Honor 200 akan Rilis pada 27 Mei di Cina, Pemesanan Sudah Mulai Dibuka

21 jam lalu

Seri Ponsel Honor 200 akan Rilis pada 27 Mei di Cina, Pemesanan Sudah Mulai Dibuka

Pre-order via telepon bahkan kini telah dibuka di situs web Honor yang mengungkapkan desain dan pilihan warnanya.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

Samuel Sekuritas Indonesia menyebut IHSG masih kembali melemah pada sesi pertama hari ini. Sempat naik cukup tinggi di awal sesi, tapi ditutup melemah

Baca Selengkapnya

Lai Ching-te Dilantik sebagai Presiden Taiwan

1 hari lalu

Lai Ching-te Dilantik sebagai Presiden Taiwan

Presiden "William" Lai Ching-te dan Wakil Presiden Hsiao Bi-khim dilantik sebagai pasangan pemimpin baru Taiwan.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Kekurangan Air Bisa Perlambat Pertumbuhan Ekonomi Hingga 6 Persen sampai 2050

1 hari lalu

Jokowi: Kekurangan Air Bisa Perlambat Pertumbuhan Ekonomi Hingga 6 Persen sampai 2050

Presiden Jokowi mengatakan, secara ekonomi, kekurangan air bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen sampai 2050.

Baca Selengkapnya

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

1 hari lalu

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

Tuan rumah jadi juara umum dengan dua gelar di Thailand Open 2024, tiga gelar lainnya diraih Cina, India, dan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

2 hari lalu

Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

Kemenko PMK menyebutkan, serapan kerja di industri elektronik Indonesia masih rendah, terutama di bidang riset.

Baca Selengkapnya

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

2 hari lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

4 hari lalu

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan ada penurunan impor non-migas pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

4 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

4 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya