Investor Tekstil Cina Masuk 2020, Bakal Hemat Impor USD 1 Miliar
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Kamis, 28 Maret 2019 17:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional bakal makin semarak, seiring masuknya investor asal Cina di sektor tersebut. Pabrik dengan nilai investasi sekitar Rp6 triliun ini diperkirakan mulai beroperasi pada 2020.
Baca juga: Mendag: Pertumbuhan Industri Tekstil Indonesia Luar Biasa
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat, mengatakan pabrik baru tersebut relokasi dari Negeri Tirai Bambu. Pembangunan pabrik, yang akan memproduksi benang, kain, terutama bahan kemeja, hingga proses finishing ini salah satunya didorong oleh buyer di Amerika Serikat dan Eropa agar membangun pabrik di Indonesia sehingga bisa langsung link and match dengan industri pakaian jadi nasional.
"Nanti bisa mengurangi impor sekitar US$1 miliar. Dengan dia pindah ke sini tentu buyer juga diuntungkan karena proses pengiriman lebih pendek dan cepat," ujarnya di Jakarta, Kamis 28 Maret 2019.
Ade menyebutkan apabila industri pakaian jadi atau garmen dalam negeri mengimpor kain dari Cina, memerlukan waktu sekitar 10 hari. Namun, apabila pabrik kain dengan pabrik pakaian jadi berdekatan, maka waktu pengirimannya pun menjadi lebih singkat.
Baca: Asosiasi Usulkan Pembuatan Peta Jalan Industri Tekstil
"Kalau semakin lama, ini juga jadi cost, misalnya bunga pinjaman di bank kan setiap hari jalan, tetapi kain yang dalam perjalanan kan tetap saja bentuknya, belum berubah. Jadi, lead time sangat penting bagi buyer," jelas Ade.
Saat ini, investor asal Cina tersebut sedang dalam proses pembebasan lahan. Lokasi pabrik ini berada di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Peningkatan ekspor TPT dengan pembangunan pabrik ini diperkirakan mulai terlihat pada 2021. Pada tahun ini, ekspor TPT Indonesia diproyeksikan senilai US$15 miliar, naik dari tahun lalu yang sekitar US$13,8 miliar.