Ekonom: Kelas Menengah Tumbuh tapi Kepatuhan Pajak Rendah

Selasa, 26 Maret 2019 12:38 WIB

Aviliani. TEMPO/ Arnold Simanjuntak

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan penerimaan pajak saat ini masih terlalu kecil. Penerimaan tersebut terjadi baik untuk pajak penghasilan (PPh 21) perorangan maupun pajak badan (PPh badan).

BACA: DPR Ingatkan Jokowi Janji Pemisahan Ditjen Pajak dari Kemenkeu

"Pajak dari PPh 21 dan pajak badan kontribusinya masih terlalu kecil bagi APBN. Padahal masyarakat kelas menengah saat ini meningkat, tapi kepatuhan bayar pajak rendah," kata Aviliasi saat menjadi narasumber dalam acara diskusi "100 Ekonom Perempuan Memandang ke Depan" di Hotel Atlet Century, Jakarta Selatan, Selasa 26 Maret 2019.

Adapun dalam rilis Kementerian Keuangan melalui APBN Kita, realisasi penerimaan pajak periode Januari-Februari 2019 mencapai Rp 177,24 triliun. Jumlah ini naik 9,97 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

BACA: Baru 8,6 Juta Wajib Pajak yang Lapor SPT

Advertising
Advertising

Namun, penerimaan itu baru mencapai 9,92 persen dari yang ditargetkan oleh pemerintah. Merujuk pada APBN 2019, sepanjang tahun pemerintah menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 1.786,38 triliun dari total pendapatan negara sebanyak Rp 2.165,1 triliun.

Menurut Aviliani jika kepatuhan bayar pajak bisa ditingkatkan maka akan sangat membantu bagi pemerintah untuk mengurangi defisit yang ada terutama di dalam APBN. Selain itu, peningkatan kepatuhan pembayaran pajak juga bisa mengurangi pemerintah dari penggunaan utang untuk pembiayaan belanja pemerintah.

Selain itu, Aviliani menjelaskan di era industri 4.0 struktur perbedaan pendapatan antara pekerja antara informal dengan formal seringkali menjadi kurang relevan. Sebabnya, dengan hadirnya industri 4.0 berbasis digital, banyak pula profesi informal yang pendapatannya mampu melebihi profesi di sektor formal.

"Ada profesi youtuber sekarang yang pendapatannya sampai Rp 1,1 miliar per bulan. Dengan era industri 4.0 ini harusnya bisa mendapatkan pajak lebih besar apalagi skill ketenagakerjaan meningkat sehingga potensi PPh 21 naik," kata Aviliani.

Karena itu, menurut Aviliani, dengan adanya potensi penerimaan pajak di era industri 4.0 yang besar ini seharusnya, pemerintah bisa meningkatkan kepatuhan membayar pajak. Kemudian, kata Avilani, pemerintah juga sebaiknya memiliki patokan untuk rasio pembayaran pajak bagi perusahaan atau PPh badan.

Berita terkait

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

2 hari lalu

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

KPK masih melakukan penyelidikan terhadap KPP Madya Jakarta Timur Wahono Saputro untuk kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

3 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Mantan Dirut RSUP Haji Adam Malik Jadi Tersangka Korupsi, Pakai Uang Pajak untuk Kepentingan Pribadi

3 hari lalu

Mantan Dirut RSUP Haji Adam Malik Jadi Tersangka Korupsi, Pakai Uang Pajak untuk Kepentingan Pribadi

Kejaksaan menetapkan mantan Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik Medan, Bambang Prabowo, sebagai tersangka korupsi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

4 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

6 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Intip Promo Lebaran Package Richeese Factory dan KFC Bucket Hampers

16 hari lalu

Intip Promo Lebaran Package Richeese Factory dan KFC Bucket Hampers

Dalam rangka semarak Lebaran, Richeese Factory mengeluarkan promo Lebaran Package, sedangkan KFC punya paket KFC Bucket Hampers.

Baca Selengkapnya

Per Maret 2024, Setoran Pajak Ekonomi Digital Mencapai Rp 23,04 Triliun

17 hari lalu

Per Maret 2024, Setoran Pajak Ekonomi Digital Mencapai Rp 23,04 Triliun

Ditjen Pajak Kemenkeu mencatat penerimaan negara dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Maret 2024 mencapai Rp 23,04 triliun.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi Uang Pajak Rp 8 Miliar, Mantan Direktur Keuangan dan Bendahara RS Haji Adam Malik Medan Ditahan

24 hari lalu

Dugaan Korupsi Uang Pajak Rp 8 Miliar, Mantan Direktur Keuangan dan Bendahara RS Haji Adam Malik Medan Ditahan

Kejaksaan Negeri Medan menahan dan menetapkan dua mantan pejabat RSUP Adam Malik sebagai tersangka korupsi

Baca Selengkapnya

Ditjen Pajak Klaim Skema Baru Potongan THR Sudah Sesuai Standar Internasional

25 hari lalu

Ditjen Pajak Klaim Skema Baru Potongan THR Sudah Sesuai Standar Internasional

Ditjen Pajak atau DJP mengklaim pengenaan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 dengan skema terbaru telah sesuai dengan standar internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Begini Penjelasan Lengkap Jubir Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, soal Restitusi Pajak; Bandara Dhoho Kediri 100 Persen Siap Layani Penerbangan

26 hari lalu

Terkini: Begini Penjelasan Lengkap Jubir Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, soal Restitusi Pajak; Bandara Dhoho Kediri 100 Persen Siap Layani Penerbangan

Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo, mengatakan proses pemeriksaan restitusi pajak merupakan proses lazim.

Baca Selengkapnya