Bank Indonesia: Infrastruktur Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Selasa, 26 Maret 2019 09:51 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2018 di Jakarta, Selasa, 27 November 2018. Dalam pidatonya, Perry Warjiyo memaparkan rencana kebijakan moneter bank sentral pada 2019. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi dalam tahun-tahun mendatang bisa lebih tinggi dari proyeksi tahun ini yang sebesar 5,2 persen. Hal ini seiring dengan pembangunan infrastruktur daerah dan bauran berbagai kebijakan di sektor riil.

Baca: Usai Debat Cawapres, Kurs Rupiah dan IHSG Menguat

"Indonesia semakin optimistis bahwa mulai tahun depan dan seterusnya, dampak efisiensi infrastruktur dan berbagai kebijakan sektor riil seperti infrastruktur akan meningkatkan produktivitas, sehingga pertumbuhan ekonomi kita akan jauh lebih tinggi," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, saat memberikan pemaparan dalam seminar East Java Economic Forum, di Surabaya, Senin 25 Maret 2019.

Perry mengatakan, siklus perekonomian Indonesia sedang naik karena berbagai kebijakan telah diluncurkan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini sendiri sebesar 5,2 persen, yang diiringi dengan perkiraan pertumbuhan kredit sebesar 12 persen, defisit inflasi berjalan 2,5 persen, dan inflasi di bawah 3,5 persen sepanjang tahun ini.

Advertising
Advertising

Perry menyatakan bank sentral memiliki sejumlah kebijakan di tengah situasi ekonomi dunia yang sedang tidak ramah saat ini. Kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan moneter untuk stabilitas dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

Untuk kebijakan sistem pembayaran, BI mendorong elektrifikasi atau gerakan non tunai mulai dari pembayaran tol hingga delapan program penyaluran bantuan sosial (bansos) melalui sistem non tunai atau kartu.

Baca juga: Neraca Perdagangan Surplus, Darmin: Pertumbuhan Jangan Terganggu

Pada 2018, kata Perry, ada sekitar 15 juta keluarga yang menerima bansos non tunai lewat 8 program tersebut. Tahun ini, jumlahnya akan ditingkatkan menjadi 24 juta-25 juta keluarga.

Selain itu, lanjut Perry, sebanyak 12 provinsi sudah melakukan elektrifikasi keuangan daerah dalam setiap sistem pembayaran guna meningkatkan efisiensi."Integrasi e-commerce, financial technology (fintech), dan perbankan ini supaya menyatu untuk mendorong ekonomi keuangan, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan inklusi keuangan," ujar dia.

BISNIS.COM

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya