TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI memprediksi pertumbuhan ekonomi triwulan I 2019 mencapai 5,2 persen. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2019 akan konsisten berada di kisaran 5-5,4 persen sepanjang tahun.
Baca juga: Neraca Perdagangan Surplus, Darmin: Pertumbuhan Jangan Terganggu
"Faktonya apa? Pertama karena konsumsi swasta, pemerintah maupun lembaga negara non rumah tangga. Selain itu juga karena berkaitan dengan kegiatan persiapan untuk pemilihan umum," kata Perry ditemui usai salat Jumat di masjid Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat 22 Maret 2019.
Sepanjang 2018, Badan Pusat Statistik atau BPS kemarin mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 5,17 persen. Pertumbuhan ekonomi ini tercatat menjadi tertinggi sejak tahun 2015.
Perry mengatakan pertumbuhan tersebut juga didorong stimulus fiskal yang dikeluarkan pemerintah. Dalam hal ini stimulus yang diberikan dalam bentuk bantuan sosial (bansos). Adapun tahun ini, pemerintah bakal menggelontorkan dana bansos hingga Rp 34,4 triliun.
Hal ini lah, kata Perry, yang bakal ikut mendorong pertumbuhan ekonomi hingga ke level 5,2 persen. Sebab, dana bansos bakal ikut mendorong konsumsi khususnya mendorong daya beli masyarakat. Menurut Perry, pertumbuhan konsumsi masyarakat diprediksi mencapai sekitar 5,2 persen.
"Dengan kombinasi inflasi rendah, stimulus fiskal dari bansos itu yang menunjukkan kenapa konsumsi memang menjadi motor penggerak ekonomi di triwulan I," kata Perry.
Selain pertumbuhan ekonomi, BI memperkirakan inflasi pada Maret 2019 mencapai 0,10 persen secara month to month (mtm). Dengan demikian, maka secara tahunan (yoy) inflasi pada Maret diprediksi bakal menyentuh level 2,47 persen.