TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan BI terus menempuh sejumlah langkah untuk memastikan keamanan instrumen pembayaran atau transaksi pembayaran. Termasuk, kata dia, juga langkah-langkah untuk mengatasi skimming.
Baca: Usai Debat Cawapres, Kurs Rupiah dan IHSG Menguat
"Skimming itu biasanya terjadi terjadi pada kartu yang magnetik," kata Perry di kantornya, Jakarta, Kamis, 21 Maret 2019.
Menurut dia, dalam tiga tahun terakhir, Bank Indonesia gencar mengkampanyekan penggunaan kartu chip. Dia yakin, jika menggunakan kartu-kartu berbasis chip, ATM tidak akan terkena skimming.
Di lokasi yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan untuk mengatasi skimming, sangat penting untuk migrasi kartu ke standar chip. Dia mengatakan targetnya tahun 2019 ini, 50 persen kartu menggunakan chip.
"Mudah-mudahan dengan adanya koordinasi ini akan semakin berkurang modus mengenai skimming tadi," kata Sugeng.
Sebelumnya isu skimming menjadi pembicaraan lagi di tengah masyarakat. Pemicunya adalah pengungkapan kejahatan skimming oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya, yakni pembobolan rekening PT Bank Central Asia Tbk yang diduga dilakukan oleh Ramyadjie Priambodo.
“Kami perlu sampaikan bahwa nilai kerugian BCA sebesar Rp 300 juta,” seperti dikuti dari pernyataan tertulis BCA, kepada Tempo, 19 Maret 2019
Sementara itu, di lokasi yang berbeda, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Slamet Edy Purnomo menuturkan lembaganya turut memantau setiap kasus skimming atau pembobolan rekening yang terjadi. “Perbankan wajib lapor kepada kami jika terkena skimming,” katanya, kepada Tempo.
HENDARTYO HANGGI | GHOIDA RAHMAH