Penjualan Industri Makanan Minuman Cina Cetak Rekor Tertinggi

Reporter

Antara

Editor

Rahma Tri

Senin, 18 Maret 2019 14:14 WIB

Petugas dari BPOM memeriksa produk makanan import asal Cina saat razia makanan dan minuman di sejumlah pertokoan di Surabaya, Senin (08/02). Dalam razia tersebut, ditemukan sejumlah makanan dan minuman yang tak terdaftar. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Tianjin - Penjualan industri makanan dan minuman Cina mencatat rekor tertinggi sebesar 4,27 triliun yuan atau US$636 miliar sepanjang 2018. Presiden Asosiasi Masakan Cina, Jiang Junxian, mengatakan pendapatan industri makanan dan minuman itu menyumbang 11,2 persen dari total volume penjualan ritel tahun lalu.

Baca: Jack Ma: Perang Dagang AS - Cina Hal Terbodoh di Dunia

“Naik 0,4 persen dibandingkan tahun 2017,” kata Jiang seperti dikutip Antara, Senin 18 Maret 2019.

Jiang menyebutkan industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 20,9 persen terhadap pertumbuhan konsumsi pada 2018. "Industri makanan dan minuman telah memainkan peran penting dalam mendongkrak konsumsi dan meningkatkan perekonomian,” kata dia.

Provinsi Shandong, Guangdong, Jiangsu, Hebei dan Henan memperlihatkan pendapatan industri makanan dan minuman lebih dari 300 miliar yuan tahun lalu. Shandong menempati posisi teratas.

Asosiasi itu memperkirakan pada tahun ini pendapatan industri makanan dan minuman akan menembus angka 4,6 triliun yuan. "Konsumen Cina lebih mementingkan keamanan pangan, nutrisi, dan kesehatan, serta memiliki persyaratan makanan yang lebih beragam, sehingga makanan berkualitas tinggi akan sesuai dengan apa yang akan dilakukan industri pada 2019," kata Jiang.
Sebelumnya. Pemerintah Cina mengumumkan memangkas target pertumbuhan ekonomi menjadi berkisar 6 - 6,5 persen pada tahun 2019 ini. Sepanjang tahun lalu Cina mencatatkan pertumbuhan ekonomi 6,4 persen.
Proyeksi tersebut terdapat dalam target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang dirilis dalam laporan kerja tahunan Premier Li Keqiang kepada Kongres Rakyat Nasional dan dilansir Bloomberg pada Selasa pagi, 5 Maret 2019.

Selain menurunkan target pertumbuhan, pemerintah Cina juga mengumumkan pemotongan pajak besar-besaran. Hal itu sebagai upaya pemerintah menekan perlambatan di tengah pergulatan dengan warisan utang dan kebuntuan perdagangan dengan Amerika Serikat.

BISNIS.COM

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

37 menit lalu

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

4 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

5 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

6 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 hari lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya