Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BI Ingatkan Tantangan Ekonomi Indonesia 2019 dari Cina dan AS

Reporter

image-gnews
Pekerja melakukan pekerjaan pembangunan gedung betingkat di Jakarta, Senin, 5 November 2018. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen (<i>year-on-year</i>), lebih tinggi dibanding 2017. TEMPO/Tony Hartawan
Pekerja melakukan pekerjaan pembangunan gedung betingkat di Jakarta, Senin, 5 November 2018. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen (year-on-year), lebih tinggi dibanding 2017. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menuturkan kondisi ekonomi global pada tahun ini masih dinilai kurang ramah bagi Indonesia. Jika tahun lalu ancaman datang dari sisi pasar keuangan (financial channel), Perry melihat ancaman kali ini berasal dari sisi perdagangan (trade channel).

BACA: Harga BBM Turun, Faisal Basri: Konsumsi dan Ekonomi Tumbuh

"Risiko global bergerak dari financial channel sekarang trade channel. Makanya kita harus antisipasi dan kita hadapi bersama," ujar Perry, Senin, 4 Maret 2019.

Menurut Perry, dua negara yang ekonominya akan mengalami ancaman dan turut mempengaruhi Indonesia adalah AS dan China. Pertumbuhan ekonomi AS pada tahun ini diperkirakan hanya akan mencapai 2,3 persen atau turun dibandingkan tahun sebelumnya 2,9 persen. Sementara itu, ekonomi AS diperkirakan hanya akan tumbuh 2 persen pada tahun depan.

Salah satu penyebabnya adalah pemerintahan Presiden Trump yang tidak bisa lagi melakukan injeksi stimulus fiskal sehingga menyebabkan timbulnya government shutdown atau berhentinya kegiatan administrasi negara. Faktor lain adalah perang dagang antara AS dan China.

Pelemahan ini akan mempengaruhi pasar ekspor Indonesia ke AS yang didominasi oleh produk manufaktur seperti garmen dan mesin-mesin. "Maka ada implikasinya karena memang AS masih pasar terbesar oleh karena itu kita harus lebih giat menembus pasar AS dan juga mencari pasar-pasar lain," ujar Perry.

Demikian pula dengan China, Perry menuturkan perekonomian Negeri Tirai Bambu ini akan mengalami perlambatan pada tahun ini menjadi 6,3 persen dari sebelumnya 6,6 persen tahun lalu. Dulu Cina sangat kuat, namun perekonomiannya mengalami levaraging sehingga pemerintahnya harus melakukan restrukturisasi di BUMN dan sektor keuangan atau delevaraging.

Oleh karena itu, pertumbuhan ekonominya menurun. Cina mencoba mendorong stimulus moneter untuk mendorong permintaan domestiknya, tetapi kurang kuat. Di tengah kondisi ini, Cina dihantam perang dagang dengan AS. Akibatnya perekonomian Cina dipastikan akan mengalami perlambatan.

Posisi Cina tersebut, kata Perry, akan mempengaruhi ekspor komoditas Indonesia, terutama komoditas. Padahal, Cina merupakan pasar ekspor komoditas terbesar dari Tanah Air.

Melihat kondisi ini, Perry berharap semua pihak tidak menyerah dan tetap melihat peluang dari kondisi Cina tersebut. "Apa peluangnya yang bisa dilihat dari menurunnya ekonomi Cina adalah terjadinya relokasi industri dari Cina ke berbagai daerah," kata Perry.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perang dagang sebenarnya pernah terjadi antara Jepang dan AS pada tahun 1980-an sehingga Jepang akhirnya melakukan restrukturisasi dalam bidang industri dan keuangannya. Oleh karena itu, Jepang merelokasi industrinya ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. "Itu terjadi sehingga dalam istilah akademis ada teori angsa terbang," kata Perry.

Tidak hanya Jepang, Korea Selatan ketika mengalami krisis Asia pada 1997-1998 melakukan relokasi industri ke Asia Tenggara. Perry menegaskan kondisi ekonomi global dengan pelemahan di dua negara tujuan utama ekspor tersebut jangan dijadikan alasan untuk mengeluh tidak bisa melakukan ekspor.

"Justru bagaimana Indonesia bisa mendatangkan investasi dari barang yang tadinya kita impor, misalnya negara yang tadinya kita ekspor batu bara atau nikel agar mau membangun smelter dan lain-lain untuk value added," ujar Perry.

Upaya ini tengah dijalankan pemerintah bersama-sama dengan semua pihak. Terbukti, dia menuturkan beberapa seperti smelter nikel dan investasi baterai litium mulai masuk ke Morowali.

Perry menuturkan pihaknya mendengar perusahaan Cina juga akan masuk ke konstruksi serta keuangan digital. Dia menegaskan kondisi ini harus dimanfaatkan di tengah penurunan ekonomi global, khususnya China. "Mari kita tangkap untuk berbagai bidang," ujar Perry.

Selain upaya menangkap peluang di atas, Perry berharap upaya mencari pasar baru ke arah Asia Selatan tetap didorong, terutama di bidang konstruksi dan permesinan. Contohnya adalah ekspor gerbong kereta ke Bangladesh dan India atau investasi di bidang konstruksi di wilayah Afrika.

Ketika ekonomi dunia melambat didorong oleh pelemahan pertumbuhan ekonomi Cina dan AS, setidaknya Indonesia memiliki pasar-pasar baru.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

1 jam lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.


Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

1 jam lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.


Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 jam lalu

Alipay Wallet. REUTERS
Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.


Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

5 jam lalu

Duta Besar Inggris untuk ASEAN Sarah Tiffin (kiri) dan Pejabat Ekonomi Senior Inggris untuk ASEAN Martin Kent (kanan) setelah acara peluncuran ASEAN-UK Economic Integration Programme (EIP) di Jakarta pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.


Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

6 jam lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.


Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

9 jam lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.


Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

10 jam lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.


Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

17 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.


Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

18 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023.  Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen. Tempo/Tony Hartawan
Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).


Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

22 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.