Bantah Data Pengguna Diperjualbelikan, Bukalapak Sarankan Ini

Senin, 18 Maret 2019 13:24 WIB

Di hari Belanja Online Nasional (Harbolnas)12.12 situs Bukalapak menawarkan sebuah mobil seharga Rp 12 ribu. 12 Desember 2018. TEMPO/Wawan Priyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Situs jual beli online Bukalapak mengimbau agar para pengguna mengganti password secara berkala. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan data penting yang digunakan konsumen.

Baca: Bukalapak Benarkan Data Pelanggan Sempat Dicoba Diretas

Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono menyebutkan pihaknya mengimbau para pengguna Bukalapak untuk lebih memperhatikan keamanan bertransaksi. "Antara lain dengan mengganti password secara berkala serta dengan mengaktifkan n Two- Factor Authentication (TFA) yaitu fitur yang diperuntukkan mencegah jika ada penggunaan atau penyalahgunaan data penting dari device yang tidak dikenali," seperti dikutip dari pernyataan tertulisnya, Senin, 18 Maret 2019.

Selain itu, Bukalapak juga menyarankan para pengguna menjaga kerahasiaan password dan menggunakan panduan keamanan yang sudah disediakan Bukalapak melalui tautan www.bukalapak.com/security_guide .

Lebih jauh, kata Intan, Bukalapak menyatakan akan selalu bekerja sama dengan para pengguna demi kenyamanan selama bertransaksi. "Kami percaya bahwa transparansi penting untuk memastikan kepercayaan pengguna kami di Bukalapak,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Hal tersebut disampaikan Bukalapak sekaligus membantah isu yang beredar berkaitan dengan upaya peretasan dan jual beli akun pengguna. Meski mengkonfirmasi bahwa memang ada upaya untuk meretas Bukalapak beberapa waktu yang lalu, namun Intan memastikan, tidak ada data penting seperti user password, finansial atau informasi pribadi lainnya yang berhasil didapatkan.

Bukalapak, kata Intan, selalu meningkatkan sistem keamanan di situs dan memastikan keamanan serta kenyamanan para pengguna Bukalapak. Perusahaan juga terus memastikan data-data penting pengguna tidak disalahgunakan. "Upaya peretasan seperti ini memang sangat berpotensi terjadi di industri digital,” ujar Intan.

Bantahan Bukalapak tersebut merupakan tanggapan atas isu yang menyebut bahwa seorang hacker bernama Gnosticplayers mengaku menjual data 890 juta akun pengguna yang diretas dari 32 situs populer yang dijual dalam tiga ronde yang berbeda.

Dilansir dari The Hacker News, identitas peretas itu diketahui berasal dari Pakistan, dan sebelumnya mengklaim telah meretas puluhan situs populer perusahaan. Peretas itu diketahui telah membuat membuat tiga ronde penjualan akun pengguna di situs pasar gelap online bernama Dream Market pada tahun lalu.

Saat itu peretas memposting detail 620 juta akun yang diretas dari 16 situs pada ronde pertama, 127 juta akun dari 8 situs pada ronde kedua, dan 92 juta data akun dari 8 situs pada ronde ketiga penjualan. Sementara, ronde keempat diklaim memuat hampir 27 data pengguna yang berasal dari 6 situs, di mana dua diantaranya berasal dari Indonesia yaitu platform dagang-el Bukalapak dan platform pendidikan dan karir Youthmanual.

Dalam emailnya, Gnosticplayers memuat daftar situs yang berhasil diretas:

- Youthmanual, platform pendidikan dan karir asal Indonesia--sebanyak 1,12 juta data akun pengguna

- Gamesalad, platform belajar online sebanyak 1,5 juta data akun pengguna

- Bukalapak, platform dagang elektronik sebanyak 13 juta data akun pengguna

- Lifebear, notebook online asal Jepang sebanyak 3,86 juta akun pengguna

- Estante Virtual, toko buku online memuat 5,45 juta akun pengguna

- Coubic, situs pembuat jadwal pertemuan sebanyak 1,5 juta data akun pengguna

Baca: Bukalapak Jual Tiket John Mayer 12 Ribu, Begini Aturan Mainnya

Peretas itu mengaku menjual data akun pengguna dari tiap-tiap situs tersebut di Dream Market senilai 1.2431 bitcoin, atau senilai US$ 5.000. Angka itu setara dengan Rp71,16 juta (dengan asumsi Rp 14.232 per dolar AS)

BISNIS

Berita terkait

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

1 hari lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

6 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Cara Daftar Shopee Video Top Creator untuk Pemula yang Mudah

11 hari lalu

Cara Daftar Shopee Video Top Creator untuk Pemula yang Mudah

Sebagai pengguna Shopee, Anda bisa mendaftar Shopee Video Top Kreator dengan cara berikut ini. Ketahui juga beberapa persyaratannya berikut.

Baca Selengkapnya

Modus Penggembosan Demo 11 April 2022 Mulai Ancaman, Peretasan hingga Buat BEM Tandingan

18 hari lalu

Modus Penggembosan Demo 11 April 2022 Mulai Ancaman, Peretasan hingga Buat BEM Tandingan

Apa saja upaya penggembosan yang dilancarkan menjelang demo 11 April 2022? Salah satu tuntutan mahasiswa saat itu tolak Jokowi 3 periode.

Baca Selengkapnya

Tips Belanja Online Aman di Masa Lebaran

20 hari lalu

Tips Belanja Online Aman di Masa Lebaran

Agar terhindar dari menjadi korban penjahat siber saat belanja online di masa Lebaran, simak tips berikut ini.

Baca Selengkapnya

Tren Belanja Online Jelang Lebaran 2024, Penjualan Baju Muslim Meningkat 12 Kali Lipat

21 hari lalu

Tren Belanja Online Jelang Lebaran 2024, Penjualan Baju Muslim Meningkat 12 Kali Lipat

Peningkatan belanja online berkaitan erat dengan perayaan Lebaran.

Baca Selengkapnya

Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

22 hari lalu

Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

Hati-hati penipuan melalui percakapan teks yang mengatasnamakan kurir dalam fitur pesan instan saat menggunakan platform belanja online.

Baca Selengkapnya

Paylater Meningkat Jelang Lebaran, Ekonom Ingatkan Jangan Melebihi Pendapatan

27 hari lalu

Paylater Meningkat Jelang Lebaran, Ekonom Ingatkan Jangan Melebihi Pendapatan

Ekonom Nailul Huda mengimbau masyarakat pengguna paylater untuk mengimbangi utang yang diambil dengan pendapatan. Pasalnya, tren berbelanja menjelang Lebaran cenderung tinggi.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

32 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

34 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya