20 BUMN Tbk Kuasai 80 Persen Total Laba
Reporter
Dias Prasongko
Editor
Rahma Tri
Rabu, 13 Maret 2019 12:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Management FEB Universitas Indonesia mengestimasikan laba 20 Badan Usaha Milik Negara yang sudah go public berkontribusi terhadap 80 persen total laba perusaan pelat merah itu. Managing Director Lembaga Management FEB Universitas Indonesia Toto Pranoto memperkirakan total laba 20 emiten BUMN itu mencapai Rp150 triliun pada 2018.
Baca: BUMN Buka 11 Ribu Lowongan Kerja, Posisi Apa Saja
"Itu sudah 80 persen dari prognosis laba Rp188 triliun periode 2018 dari Kementerian BUMN," kata Toto saat memaparkan penelitianya dalam seminar yang bertajuk "Prospek BUMN di Tahun Politik 2019" oleh LM FEB UI di Hotel Borobudur, Rabu 13 Maret 2019.
Kondisi seperti itu disebut Toto pareto, di mana kemampuan mencetak profit dari 20 BUMN berstatus Tbk. sudah lebih dari dua pertiga total laba BUMN 2018. Adapun, kondisi pareto merupakan kondisi perbandingan dari total jumlah perusahaan dengan jumlah total pendapatan atau laba atau perbandingan 20:80. Artinya, hanya ada sekitar 20 perusahaan besar yang menghasilkan 80-90 persen total pendapatan dari BUMN.
"Model BUMN yang bagus sekali dengan kelas kecil dan menengah itu terjadi deviasi yang cukup besar, sehingga yang kecil seharusnya bisa diendorse," kata Toto
Dari sisi pendapatan, Toto memproyeksikan 20 emiten BUMN mampu berkontribusi Rp796 triliun. Nilai tersebut mencapai 34 persen dari total pendapatan BUMN 2018 senilai Rp2.339 triliun menurut prognosis Kementerian BUMN.
Dia menilai peningkatan lebih baik akan terjadi apabila lebih banyak BUMN yang go public. Menurut Toto, perseroan akan lebih bekerja keras untuk mempertahankan kinerja sejalan dengan upaya mempertahankan harga saham. “Harapannya terjadi improvement yang lebih baik dari berbagai sisi,” imbuhnya.
Toto mendorong agar BUMN yang belum go public bisa untuk segera mengelar initial public offering. Menurut dia, langkah ini dinilai strategi bagi BUMN yang kinerjanya masih kurang untuk membantu memperbaiki kinerja.
"Tentu tuntutan kinerja terhada mereka bisa lebih baik dan lebih meningkat, karena ada tuntutan dari investor untuk bisa memperbaiki kinerja dan transparansi," kata Toto.
Baca: Prabowo Samakan Ekonomi Indonesia dengan Rwanda hingga Ethiopia
Toto optimis langkah go public ini bisa membantu memperbaiki kinerja perusahaan, terutama untuk menjaga ekspektasi investor lewat kinerja saham. Selain itu, Toto juga mendorong supaya pemerintah meredefinisi ulang peran BUMN di dalam perekonomian. Terutama dengan melihat kegunaanya bagi publik dan juga kinerja perusahaan.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. menjadi emiten terakhir induk BUMN yang melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO sejak 28 Juni 2013. Perseroan melepas 2,34 miliar saham seri B atau 23,76% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
DIAS PRASONGKO | BISNIS.COM