Kepala Bappenas: Jangan Sampai Bangga Unicorn, Ternyata Impor

Rabu, 13 Maret 2019 08:32 WIB

Peserta membawa balon unicorn dalam acara Konvensi Rakyat di Sentul, Bogor, Ahad, 24 Februari 2019. Konvensi Rakyat itu mengangkat tema optimis Indonesia maju. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan marketplace yang menyandang gelar unicorn saat ini diminta agar terus mendorong inovasi agar barang konsumsi impor bisa dikurangi penjualannya.

Baca: Bhinneka.com Antara IPO dan Jadi Unicorn

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengingatkan agar bahwa barang impor masih menguasai produk e-commerce yang dijual di marketplace Indonesia. Ini menjadi salah satu penyebab impor barang konsumsi sepanjang tahun 2018 melonjak hingga 22,03 persen year-on-year (yoy).

"Jangan sampai bangga unicorn, ternyata impor," kata Bambang dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Selasa, 12 Maret 2019. Saat ini, dua dari unicorn asal Indonesia memang merupakan marketplace dari e-commerce yaitu Bukalapak dan Tokopedia.

Sebelum Bambang, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan 90 persen dari produk yang dijual di seluruh marketplace perdagangan online atau e-commerce Indonesia adalah barang impor. Meski industri e-commerce tumbuh pesat, peran dari produk lokal ternyata masih sangat kecil.

"Produk dalam negeri hanya 10 persen," kata Gati saat ditemui di acara 9.9 Super Shopping Day di Jakarta Pusat, Selasa, 4 September 2018. Untuk itu, kata dia, Kementerian Perindustrian terus bekerja sama dengan sejumlah marketplace agar proporsi produk lokal, terutama produk industri kecil dan menengah, bisa meningkat.

Untuk itu, Bambang meminta Kementerian Perdagangan ikut berbicara dengan pelaku e-commercr ini agar lebih memperhatikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tanah air. Jika dibiarkan, Bambang khawatir akan ada gejolak karena produk UMKM menghilang, bukan karena melemahnya sektor ritel, tapi karena produk mereka disapu oleh barang impor yang dijual online.

Bambang pun menyayangkan bahwa beberapa barang impor yang dijual di marketplace tanah air adalah barang yang sebenarnya bisa dibuat di Indonesia. Bagi dia, pemerintah tidak ingin juga produk UMKM lokal menguasai hingga 100 persen. "Ya paling enggak 50 persen-lah, Kemendag coba tolong ini," ujarnya.

Tempo pernah mengkonfirmasi ini kepada salah satu marketplace di tanah air yaitu Shopee. Menurut Head of Government Relations Shopee Indonesia, Radityo Triatmojo mengatakan saat ini ada 2 juta lebih pedagang aktif di Shopee. Namun, Shopee belum melakukan validasi detail terhadap jutaan pedagang tersebut, apakah sebagai produsen sekaligus penjual atau hanya reseller yang menjual produk impor dan lokal.

Sebab, variabel yang digunakan di Shopee baru sebatas pendapatan pedagang per tahun. "Ada beberapa yang kami tanya, tapi enggak bisa validasi satu per satu," ujar Radityo, Selasa, 4 September 2019.

Baca: Traveloka Resmi Ekspansi Pasar ke Australia

Radityo mengatakan komitmen Shopee untuk memperkuat produk dalam negeri bukan hanya lewat Kampus Shopee, namun juga lewat kategori Kreasi Nusantara. Di platform khusus yang ada di aplikasi ini, Shopee melakukan kurasi produk lokal yang dijual. Syarat untuk masuk ke dalam kategori ini adalah produksi dalam negeri atau merek dalam negeri.

Simak berita terkait unicorn lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

8 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

16 jam lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

21 jam lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

1 hari lalu

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

Bamsoet berpendapat keberpihakan terhadap pelaku industri direct selling sangat penting. Ekosistem ini mampu membuka lapangan lebih dari delapan juta tenaga kerja sebagai distributor.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

1 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

2 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

2 hari lalu

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

3 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya