Menteri Perindustrian Yakin Ekspor Furnitur USD 5 M pada 2024

Senin, 11 Maret 2019 15:05 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (keempat kiri), Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf (kiri) dan Himpunan Industri Mebel dan Kerajian Indonesia (HIMKI) Soenoto (kelima kiri) menghadiri pembukaan pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2017 di JI Expo, Jakarta, 11 Maret 2017. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berharap industri furnitur dapat berperan lebih besar dalam perekonomian nasional terutama ekspor. Karena itu, dia yakin nilai ekspor furnitur bisa tembus US$ 5 miliar pada lima tahun mendatang.

Baca juga: Penjualan Furnitur di Ifex 2019 Ditargetkan USD 300 Juta

"Iya pada 2024 bisa tercapai," kata Airlangga di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, 11 Maret 2019. "Dengan target peningkatan ekspor sebesar US$ 5 miliar".

Menurut dia, kinerja ekspor industri furnitur Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren positif. Pada 2016 nilai ekspor sebesar US$ 1,60 miliar. Pada 2017 mengalami sedikit kenaikan dengan nilai ekspor sebesar US$ 1,63 miliar.

Pada 2018 nilai ekspor industri furnitur kembali mengalami kenaikan sebesar US $ 1,69 atau naik sebesar 4 persen dibandingkan 2017. "Jadi ini juga harus didorong lagi, baik di Jawa Tengah seperti Cirebon, maupun tempat lain perlu ditingkatkan lagi," ujar dia.

Kinerja ekspor furnitur Indonesia tersebut, kata Airlangga, masih relatif kecil dibandingkan dengan nilai perdagangan furnitur dunia yang terus meningkat. Karena itu, kata dia, Indonesia harus terus berupaya mengejar ketertinggalan tersebut dengan memperbaiki kinerja industri furnitur Indonesia tersebut.

Untuk itu, kata dia, Kemenperin mengajak seluruh stakeholders, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Keuangan, serta para pelaku industri furnitur Indonesia baik hulu maupun hilir untuk dapat bersinergi meningkatkan kinerja ekspor furnitur Indonesia.

"Kami menyadari banyak permasalahan yang dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut, seperti belum adanya sistem logistik dan rantai pasok bahan baku yang terkelola baik, permasalahan di bidang teknologi, ketersediaan SDM yang terampil, pengembangan desain, akses pasar, sistem pengupahan, dan berbagai permasalahan lainnya. Untuk itu kita perlu bersinergi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang kita hadapi tersebut," ujarnya.

Dia mengatakan pemerintah terus berupaya untuk memberikan iklim usaha yang semakin kondusif dan mendorong perkembangan industri furnitur melalui beberapa upaya, salah satunya kebijakan investasi. Kebijakan investasi itu, kata Airlangga, dengan mengusulkan industri furnitur pada kelompok industri yang mendapatkan insentif tax allowance dan mengusulkan industri pendukung industri furnitur untuk mendapatkan insentif tax allowance.

Kedua, kata dia, kebijakan untuk mendorong daya saing dengan mengusulkan insentif super tax deduction untuk mendorong pengembangan SDM vokasi dan inovasi teknologi. Ketiga, kebijakan untuk menjamin ketersediaan bahan baku berupa larangan ekspor bahan baku log/kayu dan rotan asalan.

Upaya keempat, kata Airlangga yaitu kebijakan lainnya, seperti pengembangan desain melalui Market Intelligence, untuk mempermudah atau memperlancar akses ke bahan baku, akan dikembangkan sistem Tata Kelola Logistik Bahan Baku Kayu dan Rotan. Juga telah dibangun Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal untuk meningkatkan penyediaan SDM yang terampil dan entrepreneur baru. Dan juga, kata dia, juga dengan mengadakan fasilitasi pembiayaan ekspor melalui LPEI dan lainnya.

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

1 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

7 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

8 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

10 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

11 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

11 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya