TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis inflasi Februari 2008 lebih terkendali sehingga bisa lebih rendah dari inflasi Januari yang mencapai 1,77 persen. Sebab, pemerintah telah berusaha menstabilkan harga beberapa komoditas penting.Dia menyebutkan kebijakan bea masuk ditanggung pemerintah dan pembebasan pajak pertambahan nilai sudah efektif berlaku sejak awal Februari lalu. Seluruh peraturan Menteri Keuangan sampai surat Direktur Jenderal Pajak dan Bea-Cukai sudah berlaku."Begitu surat keluar, seharusnya pengusaha sudah langsung menikmati," kata dia di Jakarta kemarin. "Saya yakin fasilitas fiskal itu sekarang sudah bisa tecermin dari harga akhir yang diterima konsumen."Faktor lain, ujar dia, yakni kurs rupiah, juga cenderung positif sehingga semakin memantapkan laju inflasi. Tapi pemerintah tetap mewaspadai beberapa komoditas internasional yang memiliki tren harga naik."Kami berharap inflasi Februari jauh lebih baik," ujar dia.Sri Mulyani menambahkan, pemerintah, melalui Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Perdagangan, dan Menteri Pertanian, akan melakukan monitoring pemanfaatan fasilitas fiskal oleh para pengusaha yang menikmati. "Kami harus tahu apakah fasilitas itu akan diteruskan pada masyarakat yang seharusnya menikmati (harga murah) atau tidak. Akan kami pantau terus," katanya.Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi mengaku tidak cukup yakin fasilitas pembebasan bea masuk dan bea ditanggung pemerintah akan signifikan menurunkan harga komoditas pangan yang diimpor, seperti kedelai dan terigu. Sebab, pasar kedelai domestik dikendalikan oleh hanya empat pelaku.Menteri Koordinator Perekonomian Boediono mengakui harga beras, gula, dan kedelai masih cukup tinggi meski cenderung stabil. Adapun harga minyak goreng masih tinggi karena dipicu oleh harga di pasar internasional. l ANNE L HANDAYANI | AGUS SUPRIYANTO