Sri Mulyani Respons soal Keluhan Produktivitas Tenaga Kerja Minim

Rabu, 27 Februari 2019 17:31 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan laporan semester 1 APBN 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 9 Juli 2018. TEMPO/Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ikut menanggapi keluhan kalangan pengusaha terkait masih minimnya produktivitas tenaga kerja. Atau dalam hal ini mengenai kompetensi para pekerja sehingga bisa mencapai tingkat produksi yang mencapai titik optimum.

Baca: Sri Mulyani: Go-Jek dan Bukalapak Berhasil karena Fokus Hal Kecil

"Akeses dan kualitas, soal universal health coverage, ini juga adalah elemen-elemen dari mendorong produktivitas," kata Sri Mulyani saat memberikan keynote speech di acara Kadin Entrepreneurship di Hotel Shangri-La, Rabu 27 Februari 2019.

Sri Mulyani juga mengatakan bahwa pemerintah sadar bahwa kompetensi para pekerja sangat penting terutama untuk mendorong produktivitas. Karena itulah, saat ini pemerintah ingin mendorong program vokasi saat ini.

Selain itu, untuk mendorong produktivitas pemerintah juga akan memperbaiki keberadaan berbagai macam regulasi. Hal ini selain mendorong produksi diharapkan juga mengurangi adanya berbagai biaya yang ada.

Advertising
Advertising

"Karena tidak mungkin produktif kalau regulasi rese. Maka kemarin ada ribuan kebijakan daerah yang dibatalkan," kata Sri Mulyani.

Sebelumnya, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani mengungkapkan ekonomi Indonesia masih harus menghadapi tantangan besar di era pengembangan industri 4.0 dan digital economy. Tantangan itu kata Rosan adalah mengenai tingkat produktivitas dari sumber daya manusia yang masih rendah.

"Ada masalah tenaga kerja, konektivitas, dan kenaikan dari upah buruh yang pasti setiap tahun. Tapi kita tidak pernah memikirkan masalah kualitas dan bagaimana meningkatkan daya saing dari para pekerja," kata Rosan.

Padahal Indonesia memiliki potensi pasar digital ekonomi pada 2025 hingga mencapai angka US$ 150 miliar atau kurang lebih Rp 2.000 triliun. Sedangkan jika dilihat pasar digital economy di Asia Tenggara pada tahun 2025, kurang lebih bisa mencapai US$ 240 miliar.

Rosan menilai dengan kondisi angka-angka tersebut Indonesia akan menjadi pemimpin dari digital economy di ASEAN. Kendati demikian, hal itu belum lah cukup jika ingin meningkatkan produktivitas.

Baca: Sri Mulyani Sebut Dampak Perbaikan Hubungan AS - Cina ke Ekonomi

Apalagi, ke depan Indonesia juga menghadapi banyak tantangan salah satunya dari bonus demografi pada 2038-2040. Karena itu, seluruh pihak harus bisa mencari strategi terbaik untuk bisa memanfaatkan adanya potensi bonus demografi tersebut.

Simak berita lainnya terkait Sri Mulyani di Tempo.co.

Berita terkait

Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

19 jam lalu

Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

Kemenko PMK menyebutkan, serapan kerja di industri elektronik Indonesia masih rendah, terutama di bidang riset.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

1 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

1 hari lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

2 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

2 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

2 hari lalu

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Alasan Bea Cukai menahan 9 supercar milik pengusaha Malaysia, Kenneth Koh

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

3 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

3 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

4 hari lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya