Disebut Bohong soal Freeport, Sudirman Said: Tuduhan Kaset Rusak

Jumat, 22 Februari 2019 17:03 WIB

Calon Gubernur Jawa Tengah, Sudirman Said (kiri), melihat papan nama pemilih saat meninjau TPS 21 Desa Slatri, Brebes, Jawa Tengah, Rabu, 27 Juni 2018. ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pasca mengungkap pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Chairman&Co-Founder Freeport -McMoRan, Inc James Robert Moffett di Istana pada 6 Oktober 2015, Menteri ESDM 2014-2016 Sudirman Said mendapat 'serangan' dari sejumlah pihak yang menentang testimoninya tersebut.

Sudirman dituding telah berbohong soal pertemuan Jokowi dengan Moffett. Di Twitter, tagar #SudirmanSaidBohong sempat menduduki posisi 5 Besar Trending Topic.

Sudirman tidak ambil pusing dengan tuduhan miring terhadapnya. Dia menghargai seluruh pendapat baik pro maupun kontra terhadap keterangannya terkait pertemuan tersebut.

"Apa saya punya potongan tukang bohong? Di balik saja yang menuduh saya berbohong itu siapa-sapa saja, dan cek sekelilingnya. Itu tuduhan musiman, seperti kaset rusak, menyuarakan tuduhan dan cerita karangan yang sama," katanya dalam penjelasan tertulisnya yang diterima Bisnis, Jumat sore 22 Februari 2019. "Yang pada nulis karangan bebas itu, memasang identitas saja tidak berani. Bagaimana rakyat mau percaya."

Sudirman mengatakan jika ada pihak yang memintanya bertanggungjawab atas testimoninya, dia mengaku siap bertanggungjawab.

"Untuk kepentingan bangsa, negara dan rakyat seluruhnya, saya siap melakukan apa saja. [Dengan catatan], sepanjang tidak melanggar peraturan dan kepatutan," katanya.

Dalam acara Diskusi dan Bedah Buku Satu Dekade Nasionalisme Pertambangan karya Simon Felix Sembiring ,Ph.D pada Rabu 20 Februari 2019, Sudirman mengungkap tabir kejadian penting di balik persetujuan perpanjangan izin Freeport pada 7 Oktober 2015. Ternyata, yang memberikan persetujuan perpanjangan bukan Sudirman.

Sudirman menjelaskan pada hari Selasa 6 Oktober 2015 sekitar jam 08.00 WIB, dirinya menerima pemberitahuan dari ajudan Presiden Jokowi untuk menghadap ke Istana.

Sekitar pukul 08.30 WIB, Sudirman tiba di Istana. Hanya menunggu sekitar 10 menit, Sudirman dipersilakan masuk ke ruang kerja Presiden.

"Sebelum masuk, saya diberitahu Asisten Pribadi Presiden bahwa pertemuan ini tidak ada. Lalu saya pun masuk. Ini agak dramatis, setelah masuk ke ruang kerja Presiden, saya kaget karena di dalam ternyata sudah ada Moffett [James Robert Moffett, Chairman&Co-Founder Freeport-McMoRan, Inc]," kata Sudirman.

Sudirman pun mendengarkan arahan Presiden. "Tolong siapkan surat seperti yang dibutuhkan. Kira-kira demi menjaga kelangsungan investasi," begitu arahan Presiden.

Setelah pertemuan singkat tersebut, Sudirman dan Moffett menuju ke satu tempat. Waktu itu Sudirman didampingi oleh seorang staf khusus.

Di pertemuan itu, Moffett menyodori draf. Sudirman pun bereaksi dengan menegaskan tidak akan mengikuti apa yang diinginkan Moffett sesuai isi draf tersebut.

"Saya bilang ke Moffett, kalau saya ikuti draf ini, itu berarti saya didikte. Itu berarti negara didikte oleh korporasi.Saya tegaskan, silakan buat surat dan saya akan buat draf yang isinya akan melindungi kepentingan nasional," ujar.

Sore harinya kira-kira pukul 16.00 WIB, Sudirman kembali ke Istana menemui Presiden, membawa draf surat untuk disampaikan ke Moffett.

"Saya sampaikan ke Presiden, saya belum meneken surat tersebut. Apa komentar Presiden, beliau bilang kok begini saja tidak mau," ungkap Sudirman.

Tidak lama setelah kejadian penting itu, mencuat kasus yang menghebohkan: Papa Minta Saham. Pada Oktober 2016, karir politik Sudirman berakhir, diberhentikan dan digantikan oleh Ignasius Jonan.

Pengamat politik The Habibie Center, Bawono Kumoro, meminta mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said untuk menunjukkan bukti terkait pertemuan rahasia antara Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan bos Freeport McMoRan Inc. James R Moffett pada 2015 lalu.

Baca: Pertemuan dengan Bos Freeport, Jokowi: Ya Ketemu Bolak Balik

Bukti itu, menurut Bawono, penting karena bisa menjelaskan ke publik bahwa pertemuan yang disebut-sebut rahasia tersebut benar adanya. Jika tidak, publik akan mempertanyakan motivasi Sudirman Said yang kini menjadi Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi itu. "Jadi apakah statement tersebut sebagai bentuk serangan balasan?" kata Bawono, Jumat, 22 Februari 2019.

Bawono juga khawatir bila hal ini dibiarkan berlarut-larut akan bergulir dan menjadi permasalahan hukum dan terkategori fitnah. "Kalau itu diungkapkan sebagai serangan balasan dan tidak disertakan bukti-bukti tersebut patut disayangkan."

Advertising
Advertising

Berita terkait

Akhir Politik Jokowi di PDIP

2 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

7 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

9 jam lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

10 jam lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

21 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

22 jam lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

23 jam lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

23 jam lalu

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

1 hari lalu

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

Jokowi memastikan pemerintah mendukung proses peralihan pemerintahan ke Prabowo-Gibran dapat berjalan baik dan lancar.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya