Riset Morgan&Stanley: Transaksi Digital Didominasi Go-Pay dan Ovo

Jumat, 22 Februari 2019 10:59 WIB

Logo OVO. Ovo.id

TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran LinkAja, produk dompet digital yang diproduksi oleh PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) ditanggapi dengan santai oleh kedua calon kompetitornya, yaitu Go-Pay dan Ovo. Kedua perusahaan teknologi finansial itu kompak melihat kelahiran LinkAja sebagai upaya bersama untuk meningkatkan inklusi keuangan.

Simak: QR Code Himbara Akan Melebur Menjadi T-Cash Saingi Ovo dan Go-Pay

Managing Director Go-Pay Budi Gandasoebrata menyatakan, kebanyakan masyarakat Indonesia masih memilih membayar lewat uang tunai. Artinya, seluruh pelaku industri tetap harus bersama-sama mengedukasi masyarakat tentang keuntungan transaksi non-tunai, tidak hanya di kalangan menengah atas tetapi juga hingga piramida terbawah. Hal ini dilakukan perusahaan dengan melakukan penetrasi hingga ke tingkat pelaku UMKM yang sebelumnya belum tersentuh layanan keuangan formal.

“Harapannya, kami bisa menjadi jembatan bagi bank konvensional untuk menjangkau masyaakat Indonesia yang masih unbanked,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis 21 Februari 2019.

Direktur PT Visionet Internasional (Ovo) Harianto Gunawan melihat adanya pemain baru di industri ini sebagai upaya untuk mendorong inklusi keuangan.

Advertising
Advertising

“Kami sangat support yang namanya open ecosystem. Kalau kita lihat sekarang di Indonesia, penggunaan digital payment masih kurang 10 persen, jadi masih banyak peluangnya,” ujarnya.

Finarya merupakan gabungan dari sejumlah perusahaan plat merah seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Pertamina, dan Telkomsel. Dalam konsorsium tersebut, Telkomsel memiliki kepemilikan mayoritas sebesar 25 persen, sementara Bank Mandiri, BNI, BRI sebesar 20 persen, BTN 10 persen dan Pertamina 5 persen (Riset Morgan&Stanley).

Hasil riset Morgan& Stanley yang berjudul Indonesia Banks: Fintech Continues to Lead Digital Payment mengungkapkan bahwa transaksi digital di Indonesia didominasi oleh perusahaan teknologi finansial ketimbang bank, dengan Go-Pay dan Ovo menjadi dua pemain utama yang disukai masyarakat.

Laporan tersebut menyebut bahwa Go-pay yang dirilis sejak 2016 telah tumbuh signifikan, dengan rata-rata jumlah transaksi mencapai 50 juta per bulan atau 1,6 juta transaksi per hari. Angka tersebut setara dengan 19 persen dari transakasi digital BCA, 135 persen dari transaksi digital BNI dan 35 persen dari transaksi digital Bank Mandiri.

Sebagai tambahan, Bloomberg dalam laporannya pada awal Februari 2019 ini juga mencatat Go-Pay telah memproses US$6,3 miliar, atau setara dengan Rp89 triliun ( asumsi US$1=Rp14.200) dari transaksi kotor tahunan pada 2018. Sementara, Flazz BCA dan Sakuku memproses Rp4 triliun di 2018 dan BNI Tapcash dan UnikQu memproses Rp900 miliar dan e-Money Mandiri Rp13,3 triliun di 2018.

Berita terkait

Cara Bayar Jalan Tol Tanpa Kartu: Pakai OBU

23 hari lalu

Cara Bayar Jalan Tol Tanpa Kartu: Pakai OBU

Anda lupa tidak bawa kartu e-tol? Jangan panik. Anda bisa bayar jalan tol tanpa kartu menggunakan OBU. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

OJK Terbitkan Peraturan soal Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Sasar Aset Kripto

34 hari lalu

OJK Terbitkan Peraturan soal Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Sasar Aset Kripto

OJK menerbitkan POJK 3/2024 tentang Penyelenggaraan IInovasi Teknologi Sektor Keuangan yang menyasar aset kripto.

Baca Selengkapnya

Fintech Lending UKU Prediksi Pengajuan Pinjaman Naik 30 Persen Selama Ramadan

37 hari lalu

Fintech Lending UKU Prediksi Pengajuan Pinjaman Naik 30 Persen Selama Ramadan

Fintech lending UKU memprediksi kenaikan pengajuan pinjaman selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

38 hari lalu

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

AFPI menjamin penagih utang dalam industri fintech lending sudah bersertifikat.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

38 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

41 hari lalu

Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

Aspire bekerjasama dengan Mastercard tawarkan solusi kartu korporat untuk memudahkan UMKM

Baca Selengkapnya

OJK: 16 Pinjol Belum Penuhi Modal Minimum Rp 2,5 Miliar

21 Februari 2024

OJK: 16 Pinjol Belum Penuhi Modal Minimum Rp 2,5 Miliar

OJK telah menerbitkan sanksi administratif kepada pinjol yang belum memenuhi aturan tersebut.

Baca Selengkapnya

Ramai Mahasiswa ITB Bayar UKT Pakai Pinjol, Begini Penjelasan Lengkap Bos Danacita

30 Januari 2024

Ramai Mahasiswa ITB Bayar UKT Pakai Pinjol, Begini Penjelasan Lengkap Bos Danacita

Bos PT Inclusive Finance Group alias Danacita buka suara usai ramainya kasus bayar uang kuliah pakai pinjol di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Baca Selengkapnya

Alasan ITB Gandeng Pinjol untuk Cicilan UKT Mahasiswa: Tidak Semua Bisa Pinjam Bank

26 Januari 2024

Alasan ITB Gandeng Pinjol untuk Cicilan UKT Mahasiswa: Tidak Semua Bisa Pinjam Bank

ITB menyadari tidak semua orang dapat meminjam uang ke bank karena harus memiliki agunan.

Baca Selengkapnya

Soal PHK Xendit, Pengamat: Core Business Tidak Lagi Terlalu Istimewa

25 Januari 2024

Soal PHK Xendit, Pengamat: Core Business Tidak Lagi Terlalu Istimewa

Xendit merupakan perusahaan yang menyediakan layanan untuk membantu marketplace menyederhanakan pembayaran dan pinjaman.

Baca Selengkapnya