TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan pemberantasan pencurian ikan oleh kapal asing di Indonesia terus membuat jumlah stok ikan di Indonesia meningkat. Hingga tahun 2018, kata Susi, stok ikan di perairan Indonesia sudah mencapai angka 13,1 juta ton.

Baca: Ditegur Jokowi, Susi: Kalau Pengusaha Tak Jujur Izin Tak Terbit

"Dari sebelumnya pada tahun 2016 yang hanya 12,5 juta ton," kata Susi usai menghadiri acara serah terima penetapan status penggunaan Kapal Silver Sea 2 di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Februari 2019. Kapal ini tak lain adalah kapal asal Thailand ditangkap pada 12 Agustus 2015 lalu karena menangkap ikan secara ilegal di perairan Sabang, Aceh.

Sementara tahun 2020, Susi memprediksi jumlahnya mencapai 14 juta ton. Walhasil, peningkatan stok ikan ini juga membuat ekspor ikan oleh kapal dalam negeri ikut naik. Itu sebabnya pada kuartal I 2018 neraca perdagangan produk perikanan Indonesia bisa mencetak suprlus hingga US$ 1 miliar atau setara Rp 14,2 triliun."Padahal selama ini defisit," ujarnya.

Peningkatan stok ikan dan ekspor ini, kata dia, juga dicapai karena Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah menekan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Lewat aturan ini, Jokowi hanya mengizinkan ikan Indonesia ditangkap oleh kapal dan nelayan Indonesia.

Hingga semester pertama 2018, total ekspor perikanan Indonesia sudah mencapai US$ 2,27 miliar atau meningkat 12,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya US$ 2 miliar. Meski demikian, ekspor produk perikanan Indonesia hingga 2017 sebenarnya tidak pernah lebih tinggi dari tahun 2014 yang mencapai US$ 4,64 miliar. Nilai tersebut turun di pada 2015 menjadi US$ 3,94 miliar lalu naik kembali hingga menjadi US$ 4,52 miliar di tahun 2017.

Tak hanya ikan yang makin banyak, Susi juga menyebut nelayan Indonesia pun makin sejahtera di era Presiden Jokowoi. Selama empat tahun terakhir, Ia menyebut Nilai Tukar Nelayan (NTN) berhasil naik 10 persen. NTN adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara indeks harga yang diterima nelayan (IT) dan indeks harga yang dibayar nelayan (IB). Sedangkan NTUN juga naik dari 100 menjadi 128.