2019, Industri Batu Bara Fokus Efisiensi Biaya

Rabu, 13 Februari 2019 05:22 WIB

Ribuan truk heavy-duty yang penuh dengan batu bara berbaris hingga 130 kilometer dari perbatasan Mongolia menuju China, melintasi gurun Gobi, Mongolia, 29 Oktober 2017. Perjalanan ribuan truk tersebut bisa memakan waktu lebih dari seminggu. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava membidik produksi batu bara sebesar 90 juta metrik ton pada 2019 di tengah tren penurunan harga batu bara acuan (HBA). Dileep masih optimistis pendapatan BUMI tahun 2019 akan naik 5 persen dibanding tahun lalu. "Kami merencanakan peningkatan penjualan sekitar 5-7 persen pada 2019 dibandingkan dengan tahun lalu," kata Dileep, Selasa 12 Februari 2019.

Baca juga: Revolusi Industri, Jonan Ingin Batu Bara Memiliki Nilai Tambah

Adapun realisasi produksi batu bara hingga tutup tahun lalu sekitar 85 juta ton-86 juta ton. Tahun ini, ia mengungkapkan akan fokus menggenjot batubara berkalori tinggi. Hal tersebut dilakukan lantaran tren penurunan harga batubara berkalori rendah akibat adanya pembatasan impor batubara oleh Cina. Padahal, potensi pasar batu bara di Cina dinilai besar. Oleh karena itu, BUMI memacu produksi batubara berkalori tinggi karena permintaannya masih tinggi. Harganya pun melebihi US$ 100 per ton. "Selain itu, kami juga mencoba untuk melakukan efisiensi biaya," ujar Dileep.

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan kenaikan tipis produksi batu baranya di 2018. Perseroan mencatat hingga akhir tahun lalu membukukan produksi hingga 54,04 juta ton. Produksi tersebut naik 4,34 peren dibanding tahun 2017 yang sebanyak 51,79 juta ton. "Produksi ini sesuai dengan panduan yang ditetapkan 54-56 juta ton di 2018," ujar Corporate Secretary & Investor Relations Division PT Adaro Energy Tbk (AE) Mahardika Putranto.

Advertising
Advertising

Adapun penjualan pada 2018 tercatat adanya kenaikan 5 persen menjadi 54,39 juta ton dari 51,82 juta ton pada tahun lalu. Pada kuartal IV tahun lalu, Adaro memproduksi batubara sebanyak 15,61 juta ton dan penjualan 15,2 juta ton atau naik hingga 22 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sementara untuk 2019, Adaro tidak memasang target tinggi dibanding tahun lalu, yaitu produksi pada kisaran 54 juta ton hingga 56 juta ton dengan EBITDA operasional US$ 1 miliar-US$ 1,2 miliar. Adapun belanja modal perusahaan yang direncanakan sebesar US$ 450 juta hingga US$ 600 juta.

Mahardika menuturkan pasar batubara sempat mengawali 2018 dengan harga yang tinggi. Namun, mulai awal semester kedua, harga spot internasional untuk batubara bernilai kalor di bawah 5.500 NAR terkoreksi turun. Pada kuartal keempat tahun lalu, pasokan batubara sub-bituminus yang melimpah tidak disertai dengan permintaan yang memadai di pasar sehingga menekan harga batubara yang bernilai kalor lebih rendah.

Pelemahan harga batubara juga dipicu oleh prmintaan dari China melemah pada akhir 2018 karena penurunan konsumsi listrik dari Juli sampai November 2018. Permintaan bergerak naik lagi pada bulan Desember karena musim dingin. Selain itu, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur China yang dipertahankan pada level sekitar 50 selama kuartal keempat akibat perang dagang antara China dan Amerika Serikat juga turut memberikan dampak.

"Hal ini menyebabkan permintaan batubara tidak mencapai level setinggi yang diperkirakan, padahal biasanya kuartal keempat merupakan waktu pengisian persediaan di China," kata Mahardika.

Head of Corporate Communications PT Indika Energy Tbk Leonardus Herwindo menuturkan turunnya tren harga batubara membuat perusahaan sedikit tertekan. Namun, di tengah fluktuasi harga batubara tahun lalu, Leonardus mengatakan Indika Energy masih membukukan kinerja positif dan memenuhi target produksi yang direncanakan.

Adapun target yang dipatok tahun ini masih sama dengan tahun lalu, yaitu 34 juta ton batubara. Leoanrdus menuturkan perusahaan telah menyiapkan strategi untuk menghadapi situasi serupa seperti tahun lalu.

"Efisiensi menjadi kunci kami. Kami selalu mencari komposisi terbaik untuk terus mengoptimalkan kinerja dan meminimalkan biaya operasional pertambangan," kata Leonardus.

Berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 18 K/30/MEM/2019, HBA Februari 2019 ditetapkan sebesar USD 91,80 per ton. Angka itu turun tipis 0,66 persen ketimbang bulan lalu sebesar US$ 92,41 per ton. Tren HBA tercatat terus mengalami penurunan sejak Agustus 2018 yang sebelumnya mencapai US$107,83 per ton. Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menuturkan ekspor batubara kalori rendah masih menjadi andalan Indonesia, terlebih untuk Cina.

Sehingga, pada saat gejolak perekonomian di Cina, secara otomatis berimbas pada ekspor batubara. Sementara, pasokan sepanjang tahun lalu tergolong tinggi sehingga berdampak pada harga batubara. Hendra memperkitakan industri tidak akan ambil target terlalu tinggi karena permintaannya masih hampir sama dengan tahun lalu.

Hendra menilai kinerja industri batu bara tahun ini masih sangat bergantung pada faktor eksternal. Ia menilai apabila Cina masih tetap memperketat kuota impor, maka tren penurunan harga pada batu bara diprediksi akan berlanjut. Belum lagi perang dagang masih jadi kekhawatiran harga bisa melorot.

"Untuk saat ini, langkah fisiensi yang bisa dilakukan, yaitu mengurangi biaya, terutama biaya penambangan. Kemudian, pemerintah bisa mencoba membuka komunikasi agar Tiongkok buka pasar kembali untuk mempermudah impor batu bara indonesia kalori rendah," kata Hendra.laris

Berita terkait

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

1 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

4 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

11 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

16 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

22 hari lalu

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

Dengan aturan ini, dokumen lartas yang sebelumnya hanya berupa laporan survey (LS) kini bertambah menjadi LS dan Persetujuan Impor.

Baca Selengkapnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

25 hari lalu

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk periode 2011-2016 Milawarman divonis bebas dalam kasus dugaan korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS).

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

26 hari lalu

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.

Baca Selengkapnya

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

32 hari lalu

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

Zulhas memimpin pemusnahan barang impor ilegal yang didapat dari pengawasan post border. Adapun total nominal barang itu mencapai Rp 9,3 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten Masduki: Industri Knalpot Aftermarket Punya Potensi Ekonomi Besar

35 hari lalu

Menteri Teten Masduki: Industri Knalpot Aftermarket Punya Potensi Ekonomi Besar

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan industri knalpot aftermarket punya potensi ekonomi besar.

Baca Selengkapnya

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

37 hari lalu

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

AFPI menjamin penagih utang dalam industri fintech lending sudah bersertifikat.

Baca Selengkapnya