Konsumsi Rumah Tangga Jadi Andalan Pertumbuhan Ekonomi 2018

Rabu, 6 Februari 2019 06:11 WIB

Pekerja tengah menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu, 9 Januari 2019. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global bakal melambat menjadi 2,9 persen pada tahun 2019. Angka itu turun dibandingkan dari pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 3 persen pada 2018. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal keempat tahun lalu diprediksi mencapai 5,13 hingga 5,16 persen, di bawah target 5,4 persen. Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, capaian tersebut dipengaruhi pola musiman naiknya konsumsi rumah tangga saat libur natal tahun baru. Bhima menuturkan pencairan belanja pemerintah pusat maupun daerah di akhir tahun turut membantu dorongan pertumbuhan tersebut.
"Sementara komponen investasi cenderung melambat seiring gejolak perekonomian global dan menjelang pemilihan presiden 2019 investor menahan diri masuk ke Indonesia," ujar Bhima, Selasa 5 Februari 2019.
Bhima juga melihat net ekspor tidak banyak yang bisa membantu untuk mendongkrak pertumbuhan lantaran anjloknya harga komoditas energi dan pertambangan di akhir tahun. Menurut dia, ekspor ke negara tujuan utama terkena imbas perlambatan ekonomi global. "Hal itu diperparah dengan naiknya impor minyak dan gas sepanjang Oktober-Desember tahun lalu," kata dia.
Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 juga dinilai kurang membahagiakan. Bhima memprediksi pertumbuhan mencapai 5,15 persen. Pertumbuhan ini juga masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh pada kisaran 5 persen. Sementara itu, belanja pemerintah, meskipun porsinya hanya 9,5-10 persen dari produk domestik bruto, memainkan peran penting sepanjang 2018.
Belanja infrastruktur, belanja sosial program keluarga harapan (PKH), dana desa, serta belanja persiapan pemilu masih diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi tahun depan. Tantangannya, kata Bhima, ada pada komponen net ekspor yang melemah akibat efek perang dagang, penurunan harga komoditas perkebunan, dan tingginya impor bahan bakar minyak (BBM).
Ke depannya, kinerja investasi dinilai masih sulit untuk diandalkan. Pasalnya, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi tahun lalu hanya tumbuh 4,1 persen year on year (yoy) sepanjang 2018. "Pertumbuhan ekonomi tahun lalu masih di bawah target pemerintah. Masih stagnan performanya," ujar Bhima.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Pieter Abdullah Redjala menuturkan pertumbuhan ekonomi tahun lalu cukup baik di tengah gejolak ekonomi global. Namun, apabila dikaitkan dengan penciptaan lapangan kerja bagi angkatan kerja yang terus tumbuh --atau yang disebut sebagai bonus demografi- pertumbuhan tersebut perlu digenjot. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun lalu mencapi 5,15 persen.
<!--more-->
Menurut Pieter, pertumbuhan 5,15 persen tidak cukup untuk menyediakan lapangan kerja bagi pertumbuhan angkatan kerja. Dengan pertumbuhan 5,1 persen, Pieter memperkirakan hanya sekitar 1,3 juta lapangan kerja tercipta dengan asumsi setiap pertumbuhan ekonomi 5 persen akan dapat membuka lapangan kerja 250 ribu.
"Kalau pertumbuhan angkatan kerja adalah 3 juta orang setiap tahunnya, maka dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya 5,15 persen artinya menambah pengangguran sekurangnya 1,7 jt orang per tahun," tutur Pieter.
Pieter menilai tahun ini Indonesia masih menghadapi tantangan pelemahan ekonomi global untuk menggenjot pertumbuhan. Untuk mengejar target pertumbuhan 5,3 persen, kata Pieter, pemerintah perlu mendorong permintaan domestik untuk menjaga pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi.
Kepala ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih menuturkan hal senada. Menurut Lana, bantuan sosial untuk kelompok masyarakat menengah ke bawah mampu menjaga daya beli yang membaik pada tahun lalu. Selain itu, pertumbuhan tertolong dengan adanya tingkat inflasi yang relatif stabil. Alhasil, harga kebutuhan masyarakat relatif terkendali dan tidak ada gejolak harga.
Ia berharap kuartal pertama dan kedua tahun ini tingkat konsumsi rumah tangga mampu dikejar. Capain tersebut, kata Lana, bisa dijadikan tabungan lantaran dana bansos mulai cair menjelang pemilu. Belum lagi Ramadan dan Lebaran diprediksi akan mendorong tingkat konsumsi. "Nah, pada dua kuartal itu harapannya bisa capai rata-rata di atas 5,2 sekian persen," ujar Lana.
Lana melihat baik investasi dan ekspor tidak akan membantu banyak terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini. Pasalnya, harga komoditas diprediksi belum pulih sehingga akan membuat nilai maupun volume ekspor melambat. Adapun tingkat investasi masih sangat dipengaruhi oleh tahun politik karena tidak sedikit pemangku kebijakan terafiliasi oleh partai politik.
"Yang dikhawatirkan konsentrasi pemerintah tidak terlalu efektif. Itu bisa kurangi potensi investasi pada kuartal I dan II. Setelah pemilu, diperkirakan kegiatan pemerintah relatif melambat karena efek puasa dan lebaran, sehingga produktivitas berkurang," ujar Lana.

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

5 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

19 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

23 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

6 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

8 hari lalu

Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

Perjodohan memang tak selalu berjalan mulus apalagi bila tanpa cinta. Berikut beberapa persoalan yang bisa muncul bila menikah karena dijodohkan.

Baca Selengkapnya