Indonesia dan Turki Kembali Gelar Perundingan Kemitraan Ekonomi

Sabtu, 26 Januari 2019 15:21 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Wakapolri Komjen. Pol. Syafruddin (ketiga kanan), disambut Duta Besar Indonesia untuk Turki, Wardana (kedua kanan) saat tiba di Istanbul, Turki, 19 Oktober 2017. ANTARA FOTO/HO/Tim Media Wapres

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dan Turki kembali bertemu dalam putaran ketiga Indonesia Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IT CEPA di Jakarta. Pertemuan yang berlangsung selama dua hari itu, merupakan salah satu langkah dalam akselerasi perundingan dagang kedua negara.

BACA: Turki Beli Rumah Eks Petinju Muhammad Ali dan Dijadikan Sekolah

Direktur Perundingan Bilateral sekaligus pemimpin delegasi Indonesia Ni Made
Ayu Marthini mengatakan perundingan kali ini merupakan kelanjutan perundingan putaran sebelumnya yang dilaksanakan di Ankara, Turki pada 28—30 Mei 2018.

Pada perundingan ini, kata dia, enam kelompok kerja bertemu untuk membahas berbagai isu terkait perdagangan barang seperti akses pasar dan draf teks; bea cukai dan fasilitas perdagangan (CTF); trade remedies (TR); hambatan teknis perdagangan (TBT), sanitasi dan fitosanitasi (SPS), serta isu legal perjanjian.

“Indonesia sebagai tuan rumah menekankan pentingnya perundingan berjalan konstruktif dalam membahas isu-isu penting dalam keenam kelompok kerja. Kedua pihak pada putaran ini akhirnya
berhasil menyelesaikan kerangka acuan sebagai pedoman dalam melakukan perundingan ke depannya,“ kata Ni Made Ayu Marthini dalam keterangan tertulis, Sabtu, 26 Januari 2019.

Advertising
Advertising

Made mengatakan, perundingan putaran ketiga ini merupakan salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam upaya peningkatan kerja sama ekonomi dengan berbagai negara mitra dagang untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia. Perundingan IT CEPA juga dapat menjadi jalan untuk memenuhi target nilai perdagangan yang telah ditetapkan oleh Presiden RI pada saat kunjungan ke Turki bulan Juli 2017, yaitu USD 10 miliar pada tahun 2023.

BACA: Trump Minta Hentikan Perang Tanpa Akhir, Ancam Turki

“Meskipun data total perdagangan Indonesia-Turki menunjukkan peningkatan yang konsisten selama tiga tahun terakhir, namun kami yakin masih belum merefleksikan potensi sesungguhnya
yang dimiliki kedua negara. Singkatnya, masih banyak potensi dan ruang untuk pengembangan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Turki. Perjanjian ini nantinya mendorong hal tersebut,” ujar Made.

Menurut Made, perundingan IT CEPA dilakukan secara inkremental dengan tahap awal di bidang perdagangan barang yang kemudian akan dilanjutkan pada bidang perdagangan jasa, investasi,dan bidang lainnya yang ditentukan kemudian. Perundingan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di Turki dengan cara mengeliminasi hambatan perdagangan kedua negara, baik hambatan tarif maupun nontarif.

“Tahun ini kami berencana untuk mengintensifkan perundingan IT CEPA dengan tetap mengedepankan kepentingan nasional. Sehingga nantinya manfaat dari perundingan dapat dinikmati oleh masyarakat, kalangan usaha, eksportir maupun importir serta dapat membantu
peningkatan kinerja ekspor nasional dan memperbaiki neraca perdagangan Indonesia,” kata dia.

Salah satu isu penting dalam perundingan IT CEPA, kata Made adalah trade remedies. Hal ini mengingat Turki merupakan salah satu negara yang cukup sering menggunakan instrumen trade remedies. “Sebaik apapun kualitas produk Indonesia, tetap akan mengalami kesulitan bersaing di pasar Turki apabila masih menghadapi tarif tinggi dan kebijakan antidumping atau safeguard mereka. Oleh karena itu, perundingan ini penting untuk segera diselesaikan,” ujar Made.

Adapun total perdagangan Indonesia-Turki pada 2017 mencapai US$ 1,7 miliar dengan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 634,9 juta. Ekspor Indonesia ke Turki tahun 2017 tercatat sebesar US$ 1,16 miliar dengan produk ekspor utama Indonesia ke Turki diantaranya karet alam, benang, serat stapel tiruan, benang filamen sintetis, dan minyak kelapa sawit.

Pada tahun yang sama, kata Made, nilai impor Indonesia dari Turki mencapai US$ 534,1 dengan produk antara lain besi baja, tembakau, borat, uap atauboiler penghasil uap lainnya, dan kapas.

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

13 jam lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

17 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

20 jam lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

1 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

2 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

5 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

6 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya