Dikritik Prabowo Soal Ketimpangan, Apa Jawaban Sri Mulyani?

Selasa, 22 Januari 2019 17:46 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pengarahan dalam Sosialisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2019 di Kemenkeu, Jakarta, Senin 10 Desember 2018. Dalam kesempatan itu Sri Mulyani mengingatkan pemerintah daerah tidak menggunakan makelar untuk proses pencairan dana transfer ke daerah karena tidak sesuai dengan tata kelola yang berlaku. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai nilai koefisien gini alias angka ketimpangan Indonesia yang sebesar 0,38 masih lebih baik dari beberapa negara lain. Bekas Direktur Pelaksana Bank Dunia ini membandingkan angka ketimpangan Indonesia dengan beberapa negara di Amerika Latin yang mencapai 0,6 hingga 0,7. "Sebetulnya kalau bicara 0,38, itu nggak tinggi amat," kata dia dalam diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 22 Januari 2019.

Baca juga: Ke Raja Ampat, Sri MulyaniMulyani: Beban Pikiran Terasa Hanyut di Laut

Adapun kritik soal ketimpangan ini sebelumnya pernah disampaikan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Ketua Umum Partai Gerindra ini menyatakan 99 persen masyarakat mengalami hidup pas-pasan bahkan bisa dikatakan sangat sulit. "Bahwa yang menikmati kekayaan di Indonesia adalah kurang dari 1 persen bangsa Indonesia," kata dia.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa ada dua hal yang harus diketahui. Pertama, ketimpangan bisa saja terjadi dalam perekonomian. Sebagai contoh, beberapa kelompok masyarakat bisa saja lepas dari kategori kemiskinan karena memang bisa kreatif dalam berusaha. Tapi, kata Sri, pemerintah juga tidak akan membiarkan masyarakat yang miskin begitu saja. "Yang miskin gak mungkin mereka naik ke kelas menengah jika tidak dibantu."

Itu sebabnya selain Kartu Indonesia Pintar (KIP), kata Sri Mulyani, pemerintah juga menambah alokasi anggaran untuk Program Keluarga Harapan (PKH) di tahun 2019 menjadi Rp 38 triliun dari semula Rp 19 triliun. Harapannya, dana PKH plus bantuan pangan bisa menyumbang 10 persen dari pendapatan 15 keluarga miskin di Indonesia. "Jadi mereka nggak ada lagi alasan untuk menyuruh anak mereka berhenti sekolah dan kerja, kami ingin memutus rantai kemiskinan," ujarnya.

Lalu kelompok masyarakat yang kaya pun juga diwajibkan untuk membayar pajak. Namun, instrumen pajak yang disediakan pun juga dibuat sedemikian mungkin agar tetap terjadi pemerataan. "Karena yang kaya juga biasanya mereka yang investasi, kami ingin mereka merasa tidak diburu-buru juga," ujarnya.

Advertising
Advertising

Selain itu, Sri Mulyani sadar bahwa sejak reformasi, angka ketimpangan memang terus naik karena terjadi konglomerasi besar-besaran. Uang negara saat itu juga habis digunakan untuk dana bail out sehingga tak banyak sisa anggaran guna pembangunan infrastruktur. Masyarakat miskin pun tidak banyak mendapat manfaat dari uang negara. "Maka dari itu, kami sedang mengejar ketertinggalan," kata Sri Mulyani.

Berita terkait

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

14 menit lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

19 menit lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

49 menit lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

Waketum Partai Gelora Fahri meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

11 jam lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

Aboe Bakar mengatakan PKS ingin berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia setelah dua periode atau 10 tahun berada di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

12 jam lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

14 jam lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

14 jam lalu

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

Partai Gelora meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

14 jam lalu

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan safari politik setelah ditetapkan KPU sebagai presiden terpilih Pilpres 2024. Ke mana saja?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

14 jam lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

15 jam lalu

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

Presiden Jokowi menyoroti pergantian posisi Perdana Menteri Singapura, dari Lee Hsien Loong ke Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya