Produksi Migas Pertamina Naik 768 Ribu Barel per Hari
Reporter
Dias Prasongko
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 18 Januari 2019 06:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencatat produksi minyak dan gas dalam negeri sepanjang 2018 meningkat menjadi 768 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD). Jumlah ini meningkat sebanyak 42 persen jika dibandingkan pada tahun 2017 yang hanya mampu sebesar 542 ribu barel.
Baca: Anak Usaha Pertamina Akan Kelola Hotel di Mekkah dan Madinah
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan hal ini menunjukkan bahwa Pertamina sedang berada dalam tren yang positif. "Hal ini akan terus dipertahankan sebagai bukti Pertamina sebagai perusahaan energi nasional menjalankan amanah untuk menopang pemenuhan kebutuhan energi nasional," kata Syamsu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis 17 Januari 2019.
Sementara itu, untuk produksi gas pada 2018 Pertamina mencatatkan produksi sebesar 2.763 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Angka ini melompat sebesar 57 persen dari 2017 yang hanya mampu mencapai 1.760 MMSCFD.
Selain itu, Pertamina juga mencatatkan beberapa Wilayah Kerja (WK) terminasi yang dialih kelola sudah masuk ke dalam sistem produksi. Antara lain WK Mahakam, WK Sanga-Sanga, WK East Kalimantan, dan WK OSES (Offshore South East Sumatera).
Selain migas, kinerja panas bumi Pertamina pada 2018 juga meningkat. Pada 2018, produksi panas bumi Pertamina mencapai 4.145 GWh atau meningkat 6 persen dibandingkan 2017 yang tercatat 3.900 GWh.
Dharmawan mengatakan pada 2019, Pertamina berencana untuk mempertahankan produksi migas dalam negeri sebesar 758 MBOEPD dengan rincian minyak 302 MBOPD dan gas 2.643 MMSCFD. Ia mengatakan untuk melakukan hal ini Pertamina bakal melakukan sejumlah pendekatan yang tidak biasa dalam pengoperasian aset-aset hulu.
Pendekatan berupa upaya peningkatan produksi melalui optimasi penurunan tekanan di kepala sumur, program pengeboran dua kali lipat dari tahun lalu sejumlah 346 sumur dengan menerapkan teknik yang non-tradisional. Serta melaksanakan akselerasi dan sinergi program EOR (Enhanced Oil Recovery).
Dharmawan menuturkan pada tahun ini kebijakan hulu Pertamina juga akan diarahkan pada meminimalkan kehilangan produksi dengan menjaga integrity dari fasilitas produksi dan meningkatkan efektivitas biaya operasi, serta pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Baca: Transisi Blok Rokan, Pertamina Siap Bangun Pipa Minyak Baru
“Sebagai BUMN dan pengelola aset negara, kami akan terus memperkuat baseline produksi untuk memastikan kita akan memaksimalkan recovery factor di semua lapangan migas Pertamina dan dengan pendekatan yang ekonomis dan efektif.”
Simak berita lainnya terkait Pertamina di Tempo.co.