Rupiah Tembus 14.103 per Dolar AS, Paling Perkasa di Regional

Senin, 7 Januari 2019 10:38 WIB

Pegawai bank menghitung uang dolar Amerika Serikat pecahan 100 dolar dan uang rupiah pecahan Rp 100 ribu di kantor pusat Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018. Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, 20 Agustus 2018, bergerak melemah 20 poin ke level Rp 14.592 dibanding sebelumnya Rp 14.572 per dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terpantau paling perkasa di antara nilai tukar negara-negara Asia. Pada pagi hari ini, rupiah mengalami penguatan tertinggi terhadap dolar Amerika Serikat dibanding negara-negara lain di Asia.

Baca: Kembali Menguat, Kurs Rupiah Sentuh Level 14.178 per Dolar AS

Berdasarkan pantauan Tempo melalui RTI Business pada Senin pagi, 7 Januari 2019 pukul 10.19 WIB, nilai tukar rupiah telah berada di level Rp 14.090 per dolar AS. Artinya, rupiah menguat sebesar 180 poin atau 1,26 persen ketimbang saat dibuka di level Rp 14.270 per dolar AS.

Penguatan memang terjadi juga untuk mata uang Asia lainnya. Namun, besar penguatan itu belum ada yang melampaui penguatan rupiah. Misalnya saja nilai tukar bath Thailand yang menguat 0,47 persen menjadi 31,95 per dolar AS. Yuan Cina juga menguat sebesar 0,45 persen menjadi 6,85 per dolar AS setelah dibuka di level 6,88 per dolar AS.

Penguatan juga terjadi pada dolar Singapura, dengan mencapai 1,3 572 per dolar Amerika. Angka tersebut menguat 0,0014 poin atau sekitar 0,10 persen dibanding saat dibuka di level 1,3588. Selain itu, dolar Taiwan juga mengalami apresiasi sebesar 0,18 persen ke level 30,800 per dolar AS. Adapun yen Jepang mengalami penguatan 0,28 persen ke level 108,14 per dolar AS

Advertising
Advertising

Beberapa mata uang Asia yang mengalami terpantau mengalami depresiasi adalah won Korea dengan mencapai 1119,5 per dolar AS atau melemah sebesar 0,29 persen. Pelemahan tipis juga terjadi pada dolar Hong Kong sebesar 0,0001 poin ke level 7,8354 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan penguatan rupiah di antaranya karena dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama dunia. Hal ini dipicu oleh pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang cenderung untuk menunda kenaikan suku bunga atau melakukan kebijakan moneter longgar (dovish).

"The Fed menyatakan lebih bersabar dalam menaikkan tingkat suku bunganya tahun ini dan lebih melihat arah pergerakan ekonomi Amerika Serikat sebelum mengambil keputusan untuk menaikkan tingkat suku bunga," kata Mikail.

Baca: Akhir Pekan Pertama 2019, Rupiah dan IHSG Ditutup Menguat

Selain itu, menurut Mikail, ada kemungkinan perundingan perdagangan antara Amerika Serikat-China pada 7-8 Januari di Beijing, turut menjadi faktor negatif bagi dolar AS. "Rupiah mendapatkan sentimen positif dari pelemahan dolar AS di pasar global itu," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

7 jam lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya