2019, BI Prediksi The Fed Hanya Akan Naikkan Suku Bunga Dua Kali

Kamis, 20 Desember 2018 16:48 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pidato pembuka saat Indonesia Investment Forum 2018 di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018. ICom/AM IMF-WBG/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI mencermati arah kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed). The Fed pada tahun 2019 disebut tidak akan menaikkan suku bunga setinggi yang diprediksi sebelumnya.

Baca: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6 Persen

"Sebelumnya kami perkirakan tiga kali pada tahun depan, dengan keputusan tadi malam, probabilitasnya mengarah kepada dua kali saja," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 20 Desember 2018.

Hal tersebut disebabkan pertumbuhan ekonomi negeri Abang Sam yang sebelumnya sangat perkasa pada 2018 akan mengalami konsolidasi pada 2019. Prospek konsolidasi pertumbuhan ekonomi AS ditambah dengan masih adanya ketidakpastian di pasar keuangan diperkirakan menurunkan kecepatan kenaikan suku bunga kebijakan The Fed (Fed Fund Rate) pada 2019.

Selain perkembangan di AS, Perry melihat pertumbuhan ekonomi dunia memang cenderung melandai pada 2019. Misalnya saja di Eropa, pertumbuhan ekonomi akan cenderung melambat, meskipun arah normalisasi kebijakan moneter bank sentral Eropa (ECB) pada 2019 tetap menjadi perhatian.

Advertising
Advertising

Di negara berkembang, pertumbuhan ekonomi Cina juga terus melambat dipengaruhi melemahnya konsumsi dan ekspor neto antara lain akibat pengaruh ketegangan hubungan dagang dengan AS, serta berlanjutnya proses deleveraging di sistem keuangan. "Pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai serta risiko hubungan dagang antar negara dan geopolitik yang masih tinggi berdampak pada tetap rendahnya volume perdagangan dunia," ujar Perry. Sejalan dengan itu, harga komoditas global menurun, termasuk harga minyak dunia akibat peningkatan pasokan dari AS, OPEC dan Rusia.

Atas pertimbangan itu, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Days Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 6 persen. Keputusan itu dikeluarkan melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang diselenggarakan di Kantor Bank Indonesia, Gambir, Jakarta Pusat pada Rabu-Kamis, 19-20 Desember 2018.

Baca: The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga 25 Basis Poin

"BI meyakini tingkat suku bunga tersebut konsisten menurunkan CAD (defisit transaksi berjalan) ke batas aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik, serta mempertimbangkan tren suku bunga global beberapa waktu ke depan," kata Perry saat mengumumkan keputusan hasil RDG. Keputusan mempertahankan BI 7 DRR tersebut juga diikuti dengan kebijakan mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen. Sedangkan suku bunga Lending Facility dipertahankan 6,75 persen.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

6 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

6 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya