Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ekonom Prediksi Kebijakan Suku Bunga The Fed di 2019 Seperti Ini

image-gnews
Presiden Amerika Donald Trump dan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell. Reuters.
Presiden Amerika Donald Trump dan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell. Reuters.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan mengerek kembali suku bunga acuan (fed funds rate/FFR) dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan depan.

Simak : 2019, Tren Suku Bunga Naik Belum Berpengaruh ke Properti Karena..

Menurut ekonom yang disurvei Bloomberg, The Fed akan memperlambat kenaikan suku bunga pada tahun depan karena risiko terhadap ekonomi AS telah meningkat.

Para ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan otoritas moneter AS tersebut menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada rapat kebijakan 18—19 Desember 2019.

“Selanjutnya, [The Fed] akan mengurangi jumlah kenaikan pada tahun depan, pada Maret dan September, dari kenaikan sebanyak tiga kali seperti yang diperkirakan [The Fed] pada September,” tulis hasil survei tersebut seperti dikutip Bisnis.com, Sabtu  14 Desember 2018.

Selain itu, median respon dari jajak pendapat yang dilakukan pada 7—11 Desember 2018 tersebut juga memperkirakan kenaikan FFR akan dilakukan sekali lagi pada pertengahan 2020, ketika tingkat suku bunga dinilai telah mencapai puncak siklus pengetatan di rentang 3,00%—3,25%.

Adapun hasil survei yang bernada dovish tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh para pejabat The Fed, termasuk Gubernur The Fed Jerome Powell, dalam beberapa pekan terakhir.

Pernyataan The Fed yang kurang agresif dan kekhawatiran yang terjadi di pasar keuangan sejak akhir September pun berhasil membebani pergerakan indeks acuan saham AS S&P 500 hingga lebih dari 9%. 

“Masih ada potensi ke atas (upside), tapi ada pelemahan sejumlah faktor [yang dapat memperlambat maupun mengancam untuk memperlambat ekonomi AS],” kata Scott Brown, Kepala Ekonom Raymond James di St. Petersburg, Florida, AS.

Dia memaparkan sejumlah indikator tersebut di antaranya adalah berkurangnya dampak stimulus fiskal AS, tensi dagang dengan AS, potensi keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dengan tidak lancar, serta kemungkinan The Fed yang terlalu ketat membuat kebijakan moneter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan tingkat probabilitas kenaikan suku bunga AS,  keyakinan investor saat ini telah mencapai lebih dari 70% bahwa The Fed akan benar menaikkan suku bunga pada pekan depan.

Selanjutnya, lebih dari setengah ekonom menyampaikan bahwa risiko (terhadap pertumbuhan dan inflasi) kini mulai bergerak ke bawah. Padahal, pada September, hanya 16% ekonom yang memiliki penilaian tersebut.

Kendati ada perubahan arah tersebut, ekonom tetap tidak memperkirakan pejabat The Fed dapat membuat pernyataan yang signifikan setelah FOMC terakhir pada tahun ini.

Sekitar 2 per 3 ekonom menilai The Fed akan tetap dengan pernyataannya, bahwa risiko jangka pendek terhadap outlook ekonomi masih seimbang.

Lebih lanjut, hanya 6% dari partisipan yang memperkirakan bahwa The Fed akan menyadari adanya risiko downside.

“Dari titik berdiri komunikasinya, The Fed tampaknya tidak ingin tampil terlalu dovish. Apa yang kita dengar selama 10 hari terakhir [dari pejabat Fed] sudah cukup,” ujarnya mengacu kepada pidato Powell dan Wakil Gubernur Fed Richard Clarida.

Selain itu, para ekonom yang disurvei juga memperkirakan The Fed akan mengeluarkan pembaruan perkiraan pertumbuhan, tenaga kerja, dan inflasi untuk periode tiga tahun ke depan dalam FOMC Desember

Simak terus berita tentang suku bunga hanya di Tempo.co

BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rupiah Hari Ini Diprediksi Fluktuatif dan Ditutup Melemah

1 hari lalu

Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Hari Ini Diprediksi Fluktuatif dan Ditutup Melemah

Pada perdagangan Selasa, 26 Maret 2024, rupiah ditutup menguat 7 poin menjadi Rp 15.793 per dolar AS.


Rupiah Merosot ke Level Rp15.803 per Dolar AS, Analis: Ada Potensi Penguatan

2 hari lalu

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya
Rupiah Merosot ke Level Rp15.803 per Dolar AS, Analis: Ada Potensi Penguatan

Nilai tukar rupiah diprediksi karena The Fed belum akan menurunkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.


Sehari Setelah KPU Umumkan Hasil Rekapitulasi Pemilu 2024, Segini Nilai Tukar Rupiah dan IHSG

6 hari lalu

Petugas melintas di ruang utama lantai Bursa Efek Infonesia, Jakarta, Rabu, 7 Februari 2024. Sepanjang sesi, indeks komposit bergerak di rentang 7.262-7.276. TEMPO/Tony Hartawan
Sehari Setelah KPU Umumkan Hasil Rekapitulasi Pemilu 2024, Segini Nilai Tukar Rupiah dan IHSG

KPU umumkan hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2024 pada 20 Maret 2024, bagaimana respons pasar saham IHSG dan nilai tukar rupiah sehari setelahnya?


Bitcoin Diprediksi Tembus Rekor Tertinggi ke Rp 1,16 Miliar usai Pernyataan Dovish The Fed

6 hari lalu

Ilustrasi bitcoin. Pexels
Bitcoin Diprediksi Tembus Rekor Tertinggi ke Rp 1,16 Miliar usai Pernyataan Dovish The Fed

Bitcoin (BTC) diperkirakan kembali menembus rekor dan mencapai level all-time high (ATH) sebelum memasuki wilayah overbought atau keadaan jenuh beli.


Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat di Rentang Rp 15.630-15.680 per Dolar AS

6 hari lalu

Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level 14.200. Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat di Rentang Rp 15.630-15.680 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini diprediksi fluktuatif. Sentimennya adalah penetapan hasil Pemilu dan kebijakan suku bunga The Fed


BI Lihat Ada Peluang Suku Bunga Turun di Semester II 2024

7 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
BI Lihat Ada Peluang Suku Bunga Turun di Semester II 2024

BI memperkirakan, suku bunga Fed Funds Rate (FFR) mungkin akan mulai turun pada semester II 2024.


Hari Ini Harga Emas Antam Meroket jadi Rp 1,219 Juta per Gram, Apa Sebabnya?

7 hari lalu

Emas batangan murni 99,99 persen ditempatkan di ruang kerja di pabrik logam mulia Krastsvetmet di kota Krasnoyarsk, Siberia, Rusia, 31 Januari 2023. REUTERS/Alexander Manzyuk
Hari Ini Harga Emas Antam Meroket jadi Rp 1,219 Juta per Gram, Apa Sebabnya?

Harga emas keluaran PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. atau harga emas Antam pada Kamis pagi, 21 Maret 2024, terpantau naik Rp 20.000 per gram.


Dirut BTN Targetkan Laba Bersih Rp 3,8 Triliun pada 2024

8 hari lalu

Nixon Napitupulu. Instagram BTN
Dirut BTN Targetkan Laba Bersih Rp 3,8 Triliun pada 2024

BTN mengklaim memperoleh laba pada 2023 sebesar Rp 3,5 triliun dari kehati-hatian penyaluran kredit cost of credit.


BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen

8 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen

BI memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan pada level 6 persen.


Sri Mulyani Masih Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen

9 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beserta jajarannya menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Komisi XI DPR, Senin, 4 September 2023. Sumber: IG @smindrawati
Sri Mulyani Masih Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen

Menkeu Sri Mulyani Indrawati masih optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mampu menyentuh 5,2 persen.