Sandiaga soal Utang BUMN Lebih dari Rp 5.000 T : It's Worrying

Rabu, 12 Desember 2018 19:59 WIB

Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno (tengah) memainkan boneka ayam saat kunjungan di Purwakarta, Jawa Barat, Rabu, 14 November 2018. Dalam kunjungannya, Sandiaga Uno menjelaskan kewirausahaan dalam bidang perekonomian produk lokal dan UMKM untuk menggantikan produk impor hingga dapat mengekspornya. ANTARA/M Ibnu Chazar

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno angkat bicara soal utang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN yang kini sudah lebih dari Rp 5.000 triliun. "Ini utang sektor publik sudah di atas 60 persen, ditambah lagi utang BUMN. It's worrying," ujarnya di Hotel Ambhara, Jakarta, Rabu, 12 Desember 2018.

Baca: Jual Saham Demi Kampanye, Sandiaga: Harta Ini Titipan Allah

Ke depan, Sandiaga berjanji bakal membuat BUMN tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta utangnya tidak membeludak. Pasalnya, dengan lonjakan utang tersebut pada akhirnya bakal membebani negara dan mengkhawatirkan masyarakat.

Sandiaga menjelaskan, kenaikan utang BUMN bisa saja diikuti dengan ancaman dari guncangan ekonomi baik di luar maupun di dalam negeri. "Bagaimana kalau ada perlambatan ekonomi, bagaimana kalau perang dagang berlanjut, bagaimana kalau harga komoditas anjlok luar biasa?" katanya.

Kekhawatiran Sandiaga itu bukan tidak berdasar. Menurut dia, sehabis melakukan lawatan di Sumatera Utara, ia mendapati bahwa banyak keluhan dari masyarakat lantaran jebloknya sawit dan karet. "Penghasilan petani betul-betul menghadapi tekanan."

Advertising
Advertising

Sebelumnya Deputi Bidang Restrukturisasi Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro, menjelaskan utang perusahaan BUMN yang mencapai Rp 5.271 triliun, namun tidak semuanya berasal dari utang rill. Dia menuturkan utang BUMN di sub sektor keuangan Rp 3.311, kemudian dana pihak ketiga atau DPK Rp 2.448 triliun, dan premi asuransi dan lain-lain Rp 335 triliun.

"Lagi-lagi utang rill ada Rp 1.960 triliun. Saya sengaja buat di dalam lima kategori industri," ucap Aloysius di Kantor Kementerian BUMN, Selasa, 4 Desember 2018. Utang tersebut, ujar Aloysius, merupakan utang pegawai, cadangan asuransi bagi pendiri yang harus diakui sebagai utang. Dia mengatakan premi ditanggung oleh perusahaan.

Ke depan Sandiaga ingin BUMN dikelola secara profesional. Termasuk, ia menyoroti pemilihan direksi BUMN yang harus melewati fit and proper test di Dewan Perwakilan Rakyat. "Saya khawatir kalau ada seratus lebih BUMN yang harus fit and proper test akan memakan proses yang rentan intervensi," ujar dia.

Baca: Sri Mulyani Jawab Kritik Sandiaga soal Swasta Danai Infrastruktur

Sandiaga mengatakan perlunya membentengi agar BUMN tidak menjadi alat kekuasaan lantaran kekuasaan akan berganti. BUMN, menurut Sandiaga, mesti dibangun sebagai sistem milik negara dan untuk memastikan kesejahteraan, keadilan, dan kemakmuran masyarakat.

Berita terkait

Waskita Karya jadi Anak Usaha Hutama Karya per September 2024, Begini Penjelasan Stafsus Erick Thohir

41 menit lalu

Waskita Karya jadi Anak Usaha Hutama Karya per September 2024, Begini Penjelasan Stafsus Erick Thohir

Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga berharap konsolidasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dengan PT Hutama Karya (HK) akan rampung per September 2024.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

2 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Progres Pembangunan Sumbu Kebangsaaan IKN 98 Persen, Menteri PUPR: Bisa Digunakan Saat 17 Agustusan

1 hari lalu

Progres Pembangunan Sumbu Kebangsaaan IKN 98 Persen, Menteri PUPR: Bisa Digunakan Saat 17 Agustusan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau proyek pembangunan Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Selasa, 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

1 hari lalu

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 7,025 triliun dari pelelangan tujuh seri surat utang yakni Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

2 hari lalu

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir menyiapkan rancangan cetak biru BUMN hingga 2034 Mencakup rencana integrasi sektor pupuk dan pangan

Baca Selengkapnya

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

2 hari lalu

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

Kementerian BUMN melakukan rasionalisasi dan perbaikan terhadap keuangan PT Indofarma Tbk untuk meningkatkan kinerja perusahaan

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

7 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

8 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya