Jadi Kepala SKK MIgas Baru, Ini PR yang Menanti Dwi Soetjipto
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 4 Desember 2018 06:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menyebut sudah ada permasalahan yang menanti diselesaikan oleh Dwi Soetjipto sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas alias SKK Migas yang baru.
Baca: Kepala SKK Migas: 4 Hambatan Paling Sulit di Operasi Hulu Migas
"Permasalahannya investasi turun terus, lalu cadangannya juga enggak ada peningkatan," ujar Komaidi kepada Tempo, Senin, 3 Desember 2018. Menurut dia, pengalaman Dwi malang melintang di sejumlah Badan Usaha Milik Negara, seperti Semen Padang, Semen Gresik, Semen Indonesia, dan Pertamina bisa menjadi modal penting dalam menangani persoalan itu.
Di samping itu, Komaidi mengingatkan sejatinya tugas utama SKK Migas adalah meningkatkan cadangan migas, meningkatkan produksi, dan mengawal recovery. Di samping ada beberapa tugas turunanmisalnya perizinan dan koordinasi lintas sektor.
"Jadi mesti dikejar itu cadangan, produksi, dan bagaimana cost recoverynya tidak terlalu besar," ujar dia.
Apabila melihat hasil yang ditinggalkan oleh Kepala SKK Migas sebelumnya, Amien Sunaryadi, Komaidi mengatakan Dwi bisa langsung tancap gas. Musababnya, Amien sebelumnya sudah berfokus untuk membenahi internal.
"Jadi sekarang internal sudah cukup tertata, harapannya di era Pak Dwi energi untuk menata internal tidak terlalu banyak," kata Komaidi.
Berdasarkan laporan semester I SKK Migas, kegiatan investasu hulu migas baru mencapai 27 persen dari target tahun 2018. Investasi yang teralisasi adalah sebesar US$ 3,9 miliar dari target US$ 14,2 miliar. Karena itu,target itu sempat diprediksi tidak bakal tercapai hingga akhir tahun. Diperkirakan investasi yang bisa datang maksimal hanya US$ 11,1 miliar atau 78 persen dari target.
Target lifting migas juga masih belum tercapai. Tercatat, lifting minyak bumi baru tercapai sebesar 771 ribu bopd atau 96 persen dari target sebesar 800 ribu bopd. Sedangkan realisasi lifting gas bumi sebesar 1,152 juta boepd atau 96 persen dari target yang sebesar 1,2 juta boepd.
CAESAR AKBAR | DIAS PRASONGKO