Sebut Tak Ada Masalah Inflasi, BI: Belum Perlu Kebijakan Moneter

Rabu, 21 November 2018 18:30 WIB

Harga Pangan Naik 20 Persen Menjelang Lebaran

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menyatakan hingga kini belum ada kebijakan moneter khusus yang diperlukan untuk mengatasi persoalan inflasi, terutama inflasi di sektor pangan. Sebab, tingkat inflasi secara nasional masih terkendali dan berada di rentang target pemerintah yaitu 3,5 persen plus minus 1 persen. "Inflasi, no issue untuk sementara waktu," katanya, dalam acara diskusi di Graha Niaga, Jakarta Selatan, Rabu, 21 November 2018.

Baca: Pantau Harga Pangan, Jokowi Mengaku Sarapan Angka Tiap Hari

Badan Pusat Statistik atau BPS pada awal November lalu mengumumkan inflasi pada Oktober 2018 ini mencapai 0,28 persen month-to-month (mtm) dan 3,16 persen year-on-year (yoy). Kepala BPS Suhariyanto hanya meminta agar perhatian khusus diberikan pada Desember 2018 saat natal dan liburan akhir tahun. Pada momentum inilah inflasi biasanya mulai beranjak naik.

Walau masih ada dua momentum besar tersebut, BI tetap mematok proyeksi inflasi hingga akhir 2018 masih cukup rendah yaitu 3,2 persen atau di bawah titik tengah 3,5 persen. Itulah sebabnya, isu inflasi agak dipinggirkan sementara, sehingga fokus utama BI saat ini adalah mengontrol Current Account Deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan yang pada kuartal III mencapai 3,37 persen, menembus batas aman 3 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution setali tiga uang. Ia mengatakan saat ini Indonesia menghadapi persoalan yang pelik terkait transaksi berjalan yang defisit, terlebih jika masalah ini sering kali dibawa ke ranah politik.

Advertising
Advertising

"Kita itu kan di bidang ekonomi, menghadapi persoalan fakta-fakta, bahwa transaksi berjalan kita defisitnya, walaupun tidak besar sekali, tapi cukup merepotkan," kata Darmin, di kantornya, Senin, 19 November 2018.

Meski begitu, menurut Dody, defisit tetap harus dijaga agar tidak liar. Defisit tersebut masih tergolong sehat karena salah satu komponennya, yaitu impor, masih disalurkan untuk mendorong investasi.

Sebagai contoh, impor nonmigas September 2018 meningkat 13,54 persen dibanding September 2017. "Ini impor memang untuk mendorong infrastruktur, impor belanja modal masih di atas impor konsumsi," kata Dody.

Selain defisit transaksi berjalan, perhatian BI saat ini juga dialihkan pada Balance of Payment atau Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mengalami defisit sebesar US$ 4,4 miliar pada kuartal III 2018. Angka ini naik dari defisit pada kuartal II 2018 yang hanya US$ 4,3 miliar. Melebarnya defisit NPI di kuartal III 2018 ini juga tak lepas dari meningkatkan defisit transaksi berjalan tersebut.

Kedua masalah ini sebenarnya bisa di atasi lewat perbaikan di sektor industri pengolahan atau manufaktur, mengontrol impor, dan menggenjot ekspor. Tapi menurut Direktur Eksekutif dari lembaga think tank, Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, kebijakan yang ditularkan pemerintah dan tren yang terjadi masih belum berdampak signifikan.

Dody mencontohkan dari sisi investasi di sektor sekunder seperti manufaktur. Pada kuartal III 2018, Penanaman Modal Asing (PMA) untuk sektor sekunder turun 24 persen dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) turun 13 persen. Beberapa masalah, kata dia masih menghambat investasi dan belum terpecahkan solusinya. "Pembebasan lahan sampai tumpang tindih peraturan."

Regulasi pengurangan impor seperti kebijakan PPH impor dan bea masuk barang konsumsi juga dinilai tidak siginfikan, meskipun tetap menuai hasil. Jika dilihat lebih luas yaitu dari Januari sampai September 2018, impor barang modal tumbuh 28,7 persen yoy, tapi impor barang konsumsi lebih tinggi lagi, 29,3 persen yoy.

Baca: Indef Nilai Perbaikan Data Beras Tak Cukup Bendung Inflasi Pangan

Sementara regulasi untuk menggenjot ekspor seperti pemotongan pajak deposito Dana Hasil Ekspor (DHE) juga ternyata tidak banyak diminati eksportir. Pada Januari hingga September 2018, ekpor produk manufaktur hanya tumbuh 5 persen, lebih rendah dari capaian sepanjang 2017 yaitu 15 persen.

HENDARTYO HANGGI

Simak berita terkait inflasi hanya di Tempo.co.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

6 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

8 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

11 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

14 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

16 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

20 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya