Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indef Nilai Perbaikan Data Beras Tak Cukup Bendung Inflasi Pangan

image-gnews
Inspektur Jenderal (Irjen) Perdagangan Kementrian Perdagngan (Kemendag) Srie Agustina, saat meninjau Gudang Bulog Divisi Regional (Divre) Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Menurut Srie persediaan beras aman hingga usai lebaran nanti. Parliza Hendrawan
Inspektur Jenderal (Irjen) Perdagangan Kementrian Perdagngan (Kemendag) Srie Agustina, saat meninjau Gudang Bulog Divisi Regional (Divre) Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Menurut Srie persediaan beras aman hingga usai lebaran nanti. Parliza Hendrawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Institute of Development of Economics and Finance atau Indef menilai perbaikan data beras yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik atau BPS pada Oktober 2018 kemarin tak cukup untuk membendung kemungkinan inflasi pangan di akhir tahun. Peneliti Indef, Rusli Abdulah mengatakan sebabnya data yang dikeluarkan BPS masih berupa potensi produksi bukan riil produksi.

BACA: Harga Beras Medium Naik di Pasar Cipinang, Mentan: Ada Anomali

"Tapi data itu sifatnya masih berpotensi bukan riil. Jadi masih ada tantangan, produksi beras itu selalu over di awal tahun tapi kurang di akhir tahun," kata Rusli saat mengelar diskusi bertajuk "Mewaspadai Inflasi Pangan" di Restoran Rantang Ibu, Jakarta Selatan, Kamis, 15 November 2018.

Sebelumnya, pada Oktober 2018 kemarin, BPS telah mengeluarkan rilis penghitungan baru mengenai proyeksi produksi beras hingga akhir tahun. Merujuk data tersebut, BPS memperkirakan Indonesia akan memiliki surplus beras sebanyak 2,85 juta ton hingga akhir 2018. Data beras baru tersebut dikeluarkan dengan menggunakan perbaikan metodologi perhitungan data produksi beras melalui metode kerangka sampel area atau KSA.

Rusli mengatakan dengan dengan hadirnya data beras yang baru dan dinilai lebih akurat tentu akan membantu mengurangi kemungkinan terjadi polemik terkait data pangan khususnya beras. Kendati begitu, proyeksi surplus dalam data baru sebar 2,85 juta ton baru bisa tercapat apabila produksi beras pada bulan November dan Desember mencapai target masing-masing sebanyak 1,5 juta ton.

"Mencapai target produksi itu cukup berat, karena di akhir tahun bukan merupakan musim tanam bukan panen. Belum lagi ada ancaman banjir akibat musim hujan juga harus dipertimbangkan," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian, Rusli juga mengatakan bahwa merujuk data tren yang ada harga beras selalu naik di akhir tahun dan di awal tahun. Misalnya harga beras di tingkat penggilingan yang menanjak pada Desember 2017 dan baru menurun pada Maret 2018.

Rusli mencontohkan, merujuk pada data Badan Pusat Statistik atau BPS pada September 2016 hingga Januari 2017, kenaikan beras kualitas premium naik sebesar 3,26 persen atau sebesar Rp 298 per kilogram, kualitas medium naik sebesar 1,33 persen atau sebesar Rp 119 per kilogram dan beras kualitas rendah naik 0,84 persen atau sebesar Rp 72 per kilogram.

Sedangkan pada September 2017 hingga Januari 2018, harga beras premium naik sebesar 9,28 persen atau sebesar Rp 879 per kilogram, beras medium naik 13,97 persen atau sebesar Rp 1.242 per kilogram dan beras kualitas rendah naik sebanyak 12,93 persen atau setara Rp 1.121 per kilogram.

Karena itu, Rusli menilai keberadaan adanya data beras yang baru tak cukup untuk membendung kemungkinan terjadinya inflasi harga pangan pada akhir tahun ini. Apalagi, merujuk pada tren tiga tahun terakhir harga barang bergejolak atau volatile food selalu tinggi sehingga menyumbang cukup banyak bagi angka inflasi khususnya pada bulan Desember. Misalnya, merujuk data BPS, pada Desember 2017 kemarin tingkat inflasi mecapai 0,71 persen. Sedangkan inflasi volatile food mencapai angka 2,46 persen.

Rusli juga menilai, surplus beras yang diproyeksikan, lewat data beras terbaru juga bukan merupakan jaminan harga beras akan stabil hingga akhir tahun. Hal ini terkait adanya aksesibilitas dari masing-masing wilayah dalam mendapatkan pasokan beras.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

2 jam lalu

Ilustrasi Inflasi. kemenkeu.co.id
BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.


LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

9 jam lalu

Pedagang tengah melayani pembeli di Pasar PSPT, Jakarta, Rabu, 1 November 2023. BPS melaporkan sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar terhadap inflasi Oktober 2023 yang mencapai 2,56% secara tahunan atau (year-on-year/yoy). Tempo/Tony Hartawan
LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.


Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama jajarannya bersiap memulai konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Sri Mulyani mengatakan, realisasi anggaran Pemilu 2024 hingga 29 Februari 2024 sebesar Rp 23,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.


Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

1 hari lalu

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi. ANTARA/Sulthony Hasanuddin
Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.


Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.


Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.


Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Febrio N Kacaribu. Feb.ui.ac.id
Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.


BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

2 hari lalu

Suasana arus balik mudik setelah putusan Work From Home (WFH) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Rabu, 17 April 2024. Aturan WFO dan WFH bagi pegawai ASN usai libur lebaran berlaku pada tanggal 16-17 April 2024. Dalam hal ini, pemerintah mempersilakan pegawai ASN untuk menunda kepulangan dari mudik setelah adanya kebijakan yang berlaku. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.


Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.


Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

8 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan keterangan kepada media hasil Kinerja dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 2 Januari 2024. Sri Mulyani menyebutkan realisasi APBN 2023 defisit sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara penerimaan negara ditutup pada angka Rp2.774,3 triliun atau 105,2 persen dari target, yang terdiri dari perpajakan Rp2.155,4 triliun dan PNBP Rp605,9 triliun dan hibah Rp13 triliun. Tempo/Tony Hartawan
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.