BI: Defisit Transaksi Berjalan dan Rupiah Loyo Bisa Berlanjut

Selasa, 13 November 2018 08:08 WIB

Petugas melayani penukaran mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, 8 Mei 2018. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi mendongkrak harga makanan dan minuman olahan usai Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Grup Hubungan Internasional Bank Indonesia mengatakan terdapat risiko pada perekonomian pada akhir tahun 2018 ini. Risiko tersebut adalah defisit transaksi berjalan dan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Baca: Kurs Rupiah Jisdor Melemah Jadi Rp 14.747 per Dolar AS Hari Ini

"Risiko domestik, BI melihat CAD yang melebar, dan tekanan kurs," kata Wahyu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin, 12 November 2018.

Wahyu mengatakan walaupun ada tekanan, ekonomi Indonesia, tetap kuat tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang masih baik di atas 5 persen salam beberapa tahun ini. Menurut Wahyu, hal itu patut disyukuri, karena tidak terjadi di negara emerging, tekanan eksternal dan dampaknya ke eko AS. "Indonesia punya daya tahan ekonomi yang baik," katanya.

Hal ini, menurut Wahyu, ditopang oleh pertumbuhan konsumsi sektor swasta yang masih cukup kuat dan juga adanya fenomena pengeluaran yang ditopang dalam rangka pemilihan legislatif. Ekonomi domestik masih tumbuh kuat, juga terlihat dari kebutuhan impor yang tinggi. Juga, kata dia dari sisi ekspor, kinerja membaik, meski belum sesuai harapan

"Terutama dalam beberapa bualn terkahir neraca dagang ada tekanan. Tapi September kemarin catat surplus. Keseluruhan neraca perdagangan belum optimal dan topang pertumbuhan ekonomi kita," kata Wahyu.

Wahyu mengatakan tekanan dari luar yaitu akan naiknya suku bunga acuan di AS. "Imbal hasil menarik buat aliran modal keluar dan tercatat bahwa dana asing tercatat keluar US$ 0,3 miliar pada September walaupun Oktober kembali ke Indonesia," kata dia.

Lebih lanjut Wahyu mengatakan inflasi juga terkendali di kisaran 3,5 plus minus 1 persen sesuai target BI dan sistem keuangan masih terjaga. Juga kata Wahyu intermediasi perbankan kredit membaik. Pada Agustus kata dia, Agustus kredit tumbuh 12,2 persen. Wahyu berharap pada akhir tahun CAD bisa di bawah 3 persen.

Sedangkan kata Wahyu, Bauran kebijakan untuk mengendalikan nilai tukar rupiah dengan mengandalkan kenaikan suku bunga yang saat ini menjadi 5,75 persen. "Dan kedua melakukan intervensi ganda di pasar valas maupun di pasar SBN khususnya pasar sekunder untuk mitigasi balikkan modal asing di SBN," kata Wahyu.

Bank Indonesia mengumumkan kenaikan angka defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2018 menjadi US$ 8,8 miliar atau 3,37 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut lebih tinggi ketimbang triwulan sebelumnya yang sebesar US$ 8 miliar atau 3,02 persen PDB.

Baca: BI Pastikan Defisit Transaksi Tak Bebani Rupiah, Caranya?

"Defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan III 2018 meningkat sejalan dengan menguatnya permintaan domestik," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangan tertulis, Jumat, 9 November 2018. Dengan kenaikan angka tersebut, secara kumulatif hingga triwulan III CAD tercatat 2,86 persen PDB alias masih berada dalam batas aman.

Simak berita menarik lainnya terkait rupiah hanya di Tempo.co.

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya