Budi Karya Rombak Susunan Pejabat di Ditjen Perhubungan Udara
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 12 November 2018 17:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Usai insiden jatuhnya pesawat Lion Air di perairan Karawang Jawa Barat akhir bulan lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan perombakan di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pada hari ini.
Baca: Lion Air jatuh, Budi Karya: 85 Persen Kecelakaan Karena Manusia
Menteri Budi Karya mengangkat Polana Banguningsih Pramesti sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara. Polana mengisi pos yang kosong sejak Agustus 2018 lalu sejak ditinggalkan oleh Agus Santoso karena usia 60 tahun pensiun dari jabatan Dirjen Perhubungan Udara.
Pelantikan Polana sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan itu dilakukan pada hari ini, di Jakarta, Senin, 12 November 2018. Selain itu, Mohamad Pramintohadi Sukarno yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Direktur Jenderal Perhubungan Udara serta Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara dirotasi menjadi Direktur Bandar Udara.
Adapun Nur Isnin Istiartono menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menggantikan Pramintohadi. Kemudian, Direktur Keamanan Penerbangan dijabat oleh Dadun Kohar.
Sebelumnya, Pesawat Lion Air PK-LQP jenis Boeing 737 MAX 8 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat ketika terbang membawa 182 penumpang dan 7 kru dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang pada Senin terakhir di bulan Oktober 2018 lalu.
Dari hasil pemeriksaan sementara Flight Data Recorder (FDR), KNKT menemukan pesawat tersebut sempat mengalami kerusakan pada petunjuk kecepatan atau Air Speed Indicator dalam empat penerbangan terakhirnya.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bakal memeriksa inspektur pengawas yang bekerja di maskapai Lion Air terkait kerusakan pada Air Speed Indicator atau petunjukan kecepatan pesawat JT610. Pemeriksaan dilakukan terkait adanya dugaan bahwa inspektur ini tidak melaporkan kerusakan pesawat kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
"Kalau informasi ada, akan kami periksa," kata Wakil Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Haryo Satmiko saat ditemui di Kantor Pusat KNKT, Jakarta Pusat, Rabu, 7 November 2018. Pemeriksaan akan dilakukan jika memang ada indikasi kelalaian dari inspektur tersebut.
Saat ini, kata Haryo, KNKT masih memulai proses pemeriksaan dari lapisan terbawah dahulu, seperti teknisi hingga awak pesawat pada penerbangan sebelumnya. Setelah itu, barulah pemeriksaan di pihak manajemen akan dilakukan KNKT, termasuk inspektur pengawas ini. "Sekarang tinggal tanya, inspekturnya siapa," ucap Haryo.
Teknisi dari Lion Air sempat mengganti salah satu komponen yang berhubungan dengan petunjuk kecepatan ini yaitu Angle of Attack (AOA), alat ukur yang ditempatkan di bagian depan pesawat yang mengukur sudut pesawat terhadap aliran udara. Teknisi mengganti AOA saat pesawat mendarat di Bali setelah terbang dari Manado, Sulawesi Utara.
Akan tetapi, penggantian AOA ini ternyata tidak membuat petunjuk kecepatan pesawat membaik. Malah, KNKT menduga masalah di pesawat semakin bertambah, hingga setelah mendarat di Jakarta, sebelum bertolak ke Pangkalpinang.
Baca: Pesawat Jatuh, Menhub Budi Karya Tidak Takut Naik Lion Air
Laporan atas masalah di Lion Air inilah yang tidak diterima kementerian. "Ketika ada masalah serius seperti pesawat harus grounded, inspektur ini harus melapor ke Kementerian," kata Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Avirianto, kepada Tempo, Selasa, 6 November 2018.
ANTARA | FAJAR PEBRIANTO
Keterangan:
Berita ini pada hari Selasa, 13 November 2018, pukul 11.02 telah diralat dengan mengubah judul dan isi berita karena ada kesalahan redaksi. Semula disebut Agus Santoso dicopot dari jabatan Direktur Jenderal Perhubungan Udara. Pernyataan yang benar adalah Agus Santoso telah pensiun sejak empat bulan lalu dan Menteri Perhubungan menunjuk Polana Banguningsih Pramesti sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara yang baru.